Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 16 Februari 2025
home lifestyle muslim detail berita

Belajar Setia dari Shafura, Istri Nabi Musa AS yang Juga Dikenal Pemalu

esti setiyowati Rabu, 21 Agustus 2024 - 16:06 WIB
Belajar Setia dari Shafura, Istri Nabi Musa AS yang Juga Dikenal Pemalu
ilustrasi
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Islam menyimpan banyak kisah inspiratif tentang perempuan di zaman para nabi. Salah satunya Shafura RA, istri Nabi Musa AS yang mengajarkan tentang kesetiaan seorang istri.

Dalam buku "29 Kisah Istri yang Dijamin Masuk Surga" oleh Laila Ummul Jannah, Shafura digambarkan sebagai seorang yang pemalu dan sangat setia pada Nabi Musa AS, suaminya.

Dikisahkan pada suatu Nabi Musa AS dalam perjalanannya memasuki kota yang sangat sepi dan tidak ada aktivitas apapun yang dilakukan penduduknya. Di tengah sepinya kota, Nabi Musa menjumpai dua orang yang sedang berselisih.

Salah satunya adalah kaumnya sendiri, Bani Israil dan yang lainnya merupakan pengikut Fir'aun. Si kaum Bani Israil ini kemudian meminta pertolongan pada Nabi Musa AS.

Baca juga:9 Tahun Temani Suami Cuci Darah, Riri Robiani Pegang Teguh Adab Seorang Istri

Kemudian Nabi Musa AS memukul pengikut Firaun itu hingga tewas. Nabi Musa AS terkejut karena beliau hanya bermaksud melerai perselisihan bukan membunuhnya.

Merasa telah melakukan kesalahan, Nabi Musa AS langsung bertaubat dan meminta ampun pada Allah Ta'ala.

"Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah diriku..." (QS. Al-Qashas: 16).

Selang beberapa hari, Nabi Musa AS kembali dihadapkan pada perselisihan kaumnya lagi. Kemudian Nabi Musa as bermaksud memberi pertolongan, namun lawan kaumnya itu berkata,

"Apakah engkau bermaksud membunuhku sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini (Mesir), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian." (QS Al-Qashash: 19).

Mendengar itu, Nabi Musa terdiam dan menahan keinginan dan amarahnya pada pengikut Firaun. Hingga kabar bahwa Nabi Musa as membunuh pengikut Firaun tersebar ke seantero Mesir.

Nabi Musa as pun menjadi incaran algojo Firaun. Atas saran seorang lelaki, Nabi Musa pun segera pergi dari Mesir dan mencari tempat lain yang aman.

Hingga ia tiba di Kota Madyan dan melihat orang-orang berkerumun di dekat sumur untuk memberi minum ternak mereka. Nabi Musa kemudian melihat dua perempuan yang berdiri jauh dari kerumumanan tadi. Dua perempuan itu mengisyaratkan tak ingin ikut berdesakan di kerumunan dengan menahan ternaknya.

Nabi Musa kemudian mendekati kedua dan bertanya, "Apakah maksud kalian berdua dengan berbuat begitu?" (QS. Al-Qashash: 23).

Kedua wanita itu menjawab, "Kami tidak bisa memberi minum ternak-ternak kami sebelum orang-orang itu memulangkan ternak mereka (setelah selesai dari memberi minumnya), sedangkan ayah kami adalah seorang yang telah lanjut usianya." (QS Al-Qashash: 23).

Ia kemudian membantu dua perempuan tadi dengan memberi minum ternak-ternaknya. Kedua perempuan itu kemudian pulang ke rumah meninggalkan Nabi Musa AS yang masih mencari tempat berteduh.

Nabi Musa as kemudian memohon pada Allah SWT untuk diberikan tempat tinggal. "Ya Allah aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (Qs. aL-Qashas: 24).

Tak lama salah satu dari dua perempuan yang pernah ditolongnya datang menghampiri. Dengan langkah malu, perempuan itu mendekat dan berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas kebaikanmu memberi minum ternak kami..." (QS. Al-Qashas: 25).

Nabi Musa as kemudian mengikuti permintaan itu dan menjumpai ayah perempuan tadi yang ternyata adalah Nabi Syu'aib AS . Sampai di rumah Nabi Syu'aib AS, perempuan tadi berkata, "Wahai ayah! Jadikanlah ia sebagai pekerja kita, sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja pada kita adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya" (QS. Al-Qashas: 26).

Mendengar usulan dari putrinya, Nabi Syu'aib AS kemudian malah meminta Nabi Musa AS untuk menjadi mantu dan bekerja untuknya selama 8-10 tahun. Nabi Musa AS pun menerima tawaran dan perjanjian itu,

"Itu perjanjian antara aku dan engkau, yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi, dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan." (QS. Al-Qashas: 28).

Sejak saat itu Nabi Musa menikah dengan salah satu perempuan tadi, yang ternyata bernama Shafura dan tinggal di rumah istrinya itu.

Shafura sendiri dikisahkan merupakan sosok istri yang sangat setia pada Nabi Musa AS . Ia bersedia mengikuti Nabi Musa as yang diperintahkan Allah SWT untuk pergi memerangi Firaun di Mesir.

Padahal saat itu, Shafura tengah dalam keadaan hamil. Meski perjalanannya cukup jauh, namun hal itu tidak menyurutkan hati Shafura untuk menaati suaminya.

Buku "Dahsyatnya Kisah Al Qur'an untuk Anak" yang ditulis M Haidar Al-Ayyubi, menyebutkan Shafura ikut pergi menemani Nabi Musa AS meskipun ia tahu risikonya sangat besar.

Shafura setia mendampingi meski saat menuju Mesir, situasinya sangat tidak aman. Banyak pengikut Firaun yang terus mencari suaminya, meski kejadian saat itu Nabi Musa as tidak sengaja membunuh.

Istri Nabi Musa AS, Shafura tak berhenti memanjatkan doa pada Allah SWT, seperti yang dilakukan suaminya.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 16 Februari 2025
Imsak
04:31
Shubuh
04:41
Dhuhur
12:10
Ashar
15:22
Maghrib
18:19
Isya
19:29
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan