LANGIT7.ID-, Jakarta- - Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan berat di tahun 2024. Data terbaru Gaikindo menunjukkan penurunan signifikan ekspor kendaraan hingga 11% pada tujuh bulan pertama tahun ini. Total ekspor mobil hanya mencapai 258.766 unit, turun dari 290.852 unit di periode yang sama tahun lalu.
Namun di tengah tren penurunan ini, Toyota justru mencatatkan pertumbuhan menggembirakan. Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengungkapkan bahwa ekspor Toyota melonjak 37,5% menjadi 94.167 unit.
Baca juga:
Bye Bye BBM Fosil: Toyota Perkenalkan Mobil Ramah Lingkungan Berbahan Bakar Nabati"Kinerja ekspor kami sebenarnya lebih baik dibanding pasar domestik," ujar Bob di Karawang, Jawa Barat, dikutip Jumat (6/9/2024).
Dia menambahkan bahwa pihaknya masih menganalisis apakah peningkatan ini didorong oleh permintaan riil atau upaya mitra luar negeri meningkatkan stok.
Bob mengakui bahwa situasi global saat ini penuh tantangan. "Dunia dihadapkan pada suku bunga tinggi, ketegangan geopolitik, fluktuasi harga minyak, hingga gangguan logistik," jelasnya. Sebagai contoh, ia menyoroti dampak kekeringan di Panama yang menghambat rantai pasokan global.
Meski demikian, Toyota tetap optimis menghadapi masa depan. "Kami berharap penurunan suku bunga di tahun depan akan kembali menggairahkan pasar, baik global maupun domestik," ungkap Bob.
Keberhasilan Toyota di tengah penurunan industri menunjukkan pentingnya strategi adaptif dan inovasi berkelanjutan. Perusahaan otomotif Jepang ini tampaknya berhasil memanfaatkan peluang di pasar ekspor, meskipun kondisi makroekonomi kurang menguntungkan.
Tantangan ke depan bagi industri otomotif Indonesia tidak hanya terletak pada pemulihan permintaan, tetapi juga pada kemampuan beradaptasi dengan tren elektrifikasi dan mobilitas berkelanjutan. Dengan posisinya yang kuat, Toyota diperkirakan akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan industri otomotif nasional.
(lam)