Sepanjang kuartal I tahun 2025, penjualan mobil nasional secara wholesales mencapai 205.160 unit. Sementara itu, penjualan mobil Astra tercatat sebanyak 110.812 unit
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengungkapkan, industri otomotif di Tanah Air terus berkembang di tengah persaingan
Pencapaian pangsa pasar kendaraan ramah lingkungan 11,6% menjadi momentum tepat bagi implementasi stimulus baru. Insentif fiskal 3% untuk kendaraan hybrid mulai 2025 bersinergi dengan kelanjutan program mobil listrik, memperkuat transformasi industri otomotif menuju target karbon netral. Dukungan komprehensif ini membuka peluang akselerasi adopsi teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi.
Menghadapi penurunan penjualan mobil nasional sebesar 14%, pemerintah mengambil langkah strategis dengan mengalokasikan stimulus Rp11,4 triliun untuk tahun 2025. Program ini fokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan melalui berbagai insentif pajak, bertujuan memulihkan industri otomotif sekaligus mendorong transisi menuju transportasi berkelanjutan.
Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan serius akibat perjanjian eksklusif antara produsen dan dealer. Praktik ini menghambat persaingan sehat, membatasi pilihan konsumen, dan mengancam target pemerintah. KPPU didesak untuk bertindak tegas, melakukan investigasi, dan menindak pelanggaran demi melindungi konsumen dan mendorong pertumbuhan industri. Tanpa perubahan signifikan, mimpi 2 juta mobil terjual pada 2030 bisa jadi hanya angan-angan.
Pasar mobil hybrid Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan tanpa insentif pemerintah, memicu perdebatan tentang kebijakan industri otomotif. Fenomena ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen dan potensi besar pasar kendaraan ramah lingkungan, sambil menantang pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengembangan industri yang lebih komprehensif.
Data Gaikindo Agustus 2024 mengungkapkan penurunan signifikan dalam ekspor otomotif Indonesia, mencakup CBU, CKD, dan komponen. Penurunan multi-sektor ini mencerminkan tantangan kompleks yang dihadapi industri, dari fluktuasi permintaan global hingga persaingan regional. Meski beberapa merek menunjukkan ketahanan, tren keseluruhan mengindikasikan urgensi untuk merumuskan strategi adaptif. Situasi ini menjadi katalis bagi pemangku kepentingan untuk mengevaluasi dan merevitalisasi sektor ekspor otomotif nasional.
Toyota membuktikan ketangguhannya di tengah penurunan ekspor otomotif Indonesia, dengan peningkatan signifikan sebesar 37,5%. Strategi adaptif dan inovasi berkelanjutan menjadi kunci kesuksesan mereka menghadapi tantangan global seperti suku bunga tinggi dan gangguan logistik. Optimisme Toyota terhadap pemulihan pasar di masa depan mencerminkan potensi kebangkitan industri otomotif nasional, dengan fokus pada elektrifikasi dan mobilitas berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, peningkatan penjualan otomotif merupakan dampak positif dari penerapan fasilitas diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).
Penjualan mobil periode Januari hingga April 2022 mencapai sekitar 347.000 unit. Pencapaian ini meningkat cukup signifikan dibanding periode yang sama pada 2021 hanya 266.000 unit.