LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pasar mobil hybrid di Indonesia terus menggeliat meski tanpa dukungan insentif pemerintah. Fenomena ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Airlangga mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan pasar mobil hybrid. "Meski tanpa insentif, penjualannya tetap menunjukkan tren positif," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Bahkan, ia memprediksi angka penjualan akan terus meningkat di masa mendatang.
Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan sengit mengenai pemberian insentif untuk mobil hybrid. Berbagai pihak, mulai dari asosiasi industri hingga pakar otomotif, telah terlibat dalam diskusi ini selama beberapa bulan terakhir.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya menyuarakan dukungan terhadap pemberian insentif untuk mobil hybrid. Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, berargumen bahwa mobil hybrid layak mendapat insentif karena efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan emisi yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional.
Di sisi lain, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) justru mendukung keputusan pemerintah untuk tidak memberikan insentif pada mobil hybrid. Moeldoko, Ketua Umum Periklindo, menegaskan bahwa fokus dukungan sebaiknya diberikan sepenuhnya pada kendaraan listrik murni, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
Saat ini, regulasi yang berlaku untuk mobil hybrid adalah pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 6-12 persen. Berbeda dengan kendaraan listrik murni yang menikmati berbagai insentif, termasuk PPnBM 0 persen dan PPN ditanggung pemerintah untuk mobil dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Meski tanpa insentif, pasar mobil hybrid di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik: apakah kebijakan pemerintah perlu direvisi, atau justru pasar sudah cukup matang untuk berkembang secara mandiri?
Terlepas dari perdebatan yang masih berlangsung, satu hal yang pasti: industri otomotif Indonesia sedang mengalami transformasi besar menuju era mobilitas yang lebih ramah lingkungan. Perkembangan ini tidak hanya menarik bagi konsumen, tetapi juga membuka peluang baru bagi inovasi dan investasi di sektor otomotif nasional.
(lam)