LANGIT7.ID-Jogja, 19 Agustus 2024. Ibarat pepatah tiada mendung dan angin turun hujan deras. Sebuah surat resmi mendatangiku. Sebuah agendan besar akan berlangsung di kampusku tercinta. Aku diminta mengisi form kesediaan karena masuk kriteria. Kesediaan menjadi bakal calon (Balon) Rektor UMY periode 2024 -2028. Aku didorong karena peminat masih sedikit. Panitia kuatir tidak mencapai target. Demi demokratisasi di kampus tercinta aku dengan ringan bersedia dan melengkapi beberapa syarat administratif yang tidak rumit. Semua online. Cukup klik sana dan klik sini. Tetapi aku kaget kesediaanku ini ternyata viral. Beberapa teman dekat mengucapkan selamat. Ketika aku tanya selamat apa mereka menjawab dengan senyum dikulum. Salah satunya Prof Ichsan Ketua Senat UMY. Bakda jamaah zuhur di masjid beliau serius berujar “lanjut Utadz. Ini jihad, jangan mundur.”
Tetapi ternyata aku memerlukan penguatan. Khususnya dari orang dekat. Aku mengirim pesan ke sekretaris Tim Penjaringan yang mengirim pesan WA padaku. “Menurut Bu Dina, sebaiknya saya maju sebagai Balon atau tidak? Ini permohonan saran serius dari dan pada seorang sahabat.” Bu Dina tahu aku suka traveling. Jawaban beliau, “hmmmm, intinya Pak Mahli harus menikmati hidup. Jika jadi Balon menambah kebahagiaan monggo maju. Tapi jika jadi beban, mungkin perlu dipertimbangkan.” Sahabat lainnya Bu Bahiroh menjawab “saya kira seorang pejuang itu merasa nikmat jika dapat tantangan dan bisa melewatinya.” Nasehat menyejukkan datang dari Prof Fattah dari Solo dan tentu juga dari istri dan anak-anaku. Jawaban mereka senada, “mengalir saja. Kalau memang ditaqdirkan bismillah. Kalau tidak terpilih alhamdulillaah.”
Selanjutnya aku menyiapkan makalah singkat. Temanya Starategi Pengembangan UMY Empat Tahun ke depan. Aku mulai dengan bahwa UMY segera memasuki etape 2025-2030. Temanya "toward leading enterpreneural university." Targetnya Under 50 Asian University. Kini UMY sudah melampaui PTMA lainnya dengan standar mutu di atas standar Dikti. UMY kini bicara pada level dunia. Maka menurut Rektor UMY Prof Gunawan tantangan semakin berat. “Pemasukan non SPP sudah meningkat. Kini sudah 10 persen. Semoga nanti mencapai 60 persen.” Pada sisi lain UMY milik Muhammadiyah. Maka harus seperti sebuah rumah besar yang tidak terpecah-pecah. Menurut Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar yang juga dosen UMY organisasi di luar Persyarikatan kini terus berkembang. Maka perlu kesungguhan dan melakukan akselerasi.
Tantangan lainnya adalah pada kompetitor yang makin banyak. Masyarakat masih silau dengan status negeri perguruan tinggi. Mereka tidak melihat kualitas berdasar akreditasi BAN. Maka ceruk calon mahasiswa baru PTS makin kecil karena dihisap hampir habis oleh PTN, khususnya PTN-NH. Sejak 2022 UMY juga mengalami penurunan grafik pendaftar mahasiswa baru sekitar 500 setiap tahunnya. Tetapi UMY harus tetap optimis. Kinerja rata-rata unit mencapai 80 persen meski penyerapan anggarannya baru 66 persen. Artinya terjadi efisiensi. Meski demikian UMY masih masa prihatin. Pak Gun menegaskan 40 % mahasiswa baru mendapat info tentang UMY dari kakak kelas mereka saat SMA. Lanjut Pak Gun, “kita openi mahasiswa seakan anak kita sendiri. Agar mereka menularkan kebaikan kita ke calon mahasiswa baru.”
Menghadapi situasi ini sebagai Balon Rektor aku mengusulkan beberapa strategi pengembangan. Pertama, sejalan dengan tema RKTT 2024 yaitu megembangkan inovasi produk komersial. Usaha-usaha UMY yang sudah menguntungkan perlu diduplikasi. Misalnya Klinik Pratama Firdaus, RS AMC, Boga UMY, dan Tim Konstruksi. UMSU sudah berkonsultasi dengan Tim Konstruksi UMY untuk pembangunan kampus terpadu seluas 125 Ha yang akan menjadi ajang Muktamar. Tim Konstruksi UMY juga bisa ambil bagian dalam pembangunan AUM lainnya. Menurut Pak Agung Ketua BPH UMY kini dana bank hampir 1,7 T untuk pembangunan AUM atas persetujuan PP Muhammadiyah. Sistem yang dibangun UMY juga bisa digunakan oleh PTMA lain yang sedang berbenah. Sedangkan Prodi ilmu sosial, humaniora, dan agama bisa menjadi konsultan di berbagai bidang.
Kedua, optimalisasi pembinaan mahasiswa. Penguatan layanan pada mahasiswa sebagai konsumen harus menjadi prioritas. Dormitori sudah berdiri megah. Tetapi perlu dilanjutkan dengan pembinaan masyarakat sekitar kampus. Maka membangun dormitori-dormitori mini perlu dilakukan. Basisnya adalah masjid-masjid di sekitar kampus di Kecamatan Kasihan dan Gamping. Mitra strategisya adalah PRM, Takmir Masjid, dan rumah-rumah kos. Dengan ini mahasiswa mendapatkan pengalaman bermasyarakat langsung, kemakmuran masjid meningkat, dan kehidupan Islami masyarakat sekitar menguat. Bagian dari pembinaan mahasiswa ini adalah pelibatan mahasiswa dalam unit-unit bisnis UMY. Disamping memberi pengalaman langsung dalam aktivitas ekonomi pola ini sangat membantu mahasiswa yang secara sosial ekonomi berasal dari keluarga kurang beruntung.
Ketiga, Menguatkan peran strategis keummatan. Antara lain melalui pendidikan kader berkesinambungan. UMY perlu optimalisasi dan nduplikasi PUTM. Selain kader tarjih Persyarikatan membutuhkan kader mubalig, kader penekun organisasi, dan kader pemberdayaan ummat. Terutama di kawasan 3-T. Model PUTM bisa dikembangkan dengan optimalisasi pengelolaan terpadu dan berkesinambungan. Setelah lulus para alumni bisa menjadi anak panah Persyarikatan sekaligus anak panah UMY yang siap dilesatkan ke berbagai penjuru. Tentu pogram ini meniscayakan kerjasama yang kuat dengan Majelis Tarjih, Majelis Tablig, Lembaga Dakwah Khusus, Majelis pemberdayaan masyarakat, LPCR, serta PDM-PWM terkait. Kejasama baik dalam proses maupun pembiayaan. Mulai dari perekrutan calon mahasiswa sampai pendayagunaan mereka selama masa pengabdian.
Keempat, membangun keseimbangan kesejahteraan dan kebahagiaan. Tidak diragukan lagi bahwa UMY makin besar dengan indeks kinerja yang makin baik. Tetapi tidak boleh juga terjadi peningkatan kinerja berdampak pada menurunnya indeks kebahagiaan civitas akademika. Bekerja keras harus tetap dalam suasana bahagia. Ustadz Ikhwan Ketua PWM DIY menyatakan beban warga UMY sudah cukup berat. Berbahagia adalah cara agar amanat yang disandang menjadi lebih baik ketika ditunaikan. Dengan bahagia orang menjadi lebih fokus dan beban psikologis menjadi lebih ringan. Mengutip Pak AR Fakhruddin, bermuhammadiyah harus gumbira. Gumbira semacam kakak dari gembira. Umum dikenal bahwa Muhammadiyah mengusung Islam yang berkemajuan. Tetapi perlu juga diingat bahwa sejak semula Muhammadiyah juga mengusung Islam yang menggembirakan.
UMY telah memiliki sistem yang baik. Kata Prof Gunawan, “siapapun yang jadi rektor tinggal mempertahankan dan melakukan inovasi. UMY sebagai entitas sudah stabil karena sistem sudah tertata baik.” Di atas itu semua, mengutip Pak Agung Ketua BPH, kondusivitas UMY harus dijaga. Siapapun yang memimpin, UMY sudah memiliki mekanisme yang baik. Jangan sampai kurva yang sedang naik terinterupsi hanya karena pemilihan rektor. Bagi Pak Gun pemilihan rektor bukan perebutan kekuasan. Tegas Pak Gun, “apa yang sudah kita bangun pertahankan dengan baik. Jangan memilih calon penguasa di UMY. Pilihlah pemimpin. Hidup ini sangat singkat. Pertanggungjawaban di akhirat itu berat.” Bagi penulis, siapapun yang terpilih UMY harus makin menebarkan kemanfaatan. Baik pada masyarakat sekitar kampus maupun ummat di kawasan 3-T yang jauh. Pada gilirannya itu akan berdampak pada penguatan UMY tercinta.
Pukul sembilan kurang aku sudah hadir di lokasi. Karena bukan anggota Senat UMY maka aku hadir sebagai undangan. Di dalam ruangan nampak Prof Ichsan Ketua Senat, Bu Dina sekretaris Tim Penjaringan Balon Rektor, dan Pak Surwandono sebagai ketuanya. Keseluruhan Rapat Pleno Khusus ini berjalan lancar. Para kandidat tidak diberi kesempatan mepresentasikan ide. Termasuk ide yang aku tulis di atas. Diasumsikan makalah pendek kami para kandidat sudah dibaca para anggota Senat. Anggota Senat diminta memilih tiga dari 10 Balon. Dua belas dosen tetap UMY terjaring sebagai Balon Rrektor. Tetapi dua gugur karena masa khidmat yang belum penuh delapan tahun. Satu calon tidak hadir. Dua calon yaitu aku dan seniorku Pak Gatot Supangkat berhak dipilih tetapi tidak berhak memilih karena bukan anggota Senat yang memiliki hak suara.
Ruang Sidang AR Fahruddin-A Kampus Terpadu UMY, Selasa 17 September 2024. Sesuai prediksi dua Profesor memimpin perolehan suara: Sukamto dan Nurmandi. Mereka diikuti Prof Nano, Prof Heru, Prof Bambang, dan Aris, Ph.D. Mereka segera diajukan ke PWM DIY untuk mendapatkan rekomendasi. Setelah itu kembali dipilih Senat UMY. Tiga orang terpilih akan diajukan sebagai Calon Rektor ke PP Muhammadiyah melalui Majelis Dikti Litbang. PP Muhammadiyah akan menetapkan salah satu dari mereka menjadi Rektor UMY periode 2024-2028. Sedangkan aku sudah bisa menambahkan dalam CV “pernah menjadi Bakal Calon rektor UMY.” Aku bahagia karena sudah berperan dalam proses demokratisasi di kampus tercinta. UMY akan segera memiliki pemimpin baru melalui proses yang demokratis, terbuka, dan tanpa riak. Apalagi badai dan ombak. Insya Allaah.
Kantor LSP-Mu, Jogja, 14 September 2024
Mahli Zainuddin Tago
(lam)