langit7-Jakarta,- -  Pasangan suami istri Raka Putra Paksi dan Dewinta Anindya adalah satu dari sekian banyak yang berhasil membuktikan bahwa mengejar beasiswa kuliah luar negeri bersama-sama, bukan hal mustahil.
Di tengah kesibukan kerja dan juga mengurus anak, pasangan tersebut berhasil meraih beasiswa LPDP di jurusan dan kampus yang sama yaitu Master of Public Administration (MPA) di Columbia University, New York, Amerika Serikat.
Berawal dari Debbie, sapaan akrab Dewinta, yang memang bercita-cita kuliah S2 di luar negeri. 
“Aku pingin kuliah S2 di luar negeri karena dorongan aku sendiri. Kayaknya nggak cukup nih hanya S1 saja. Aku pingin bisa nambah ilmu dan wawasan untuk bisa aku terapkan di pekerjaanku di Indonesia. Sekalian aku juga pingin ngerasain kuliah dan hidup di luar negeri,” kata Debbie, dikutip dari 
Kobieducation, Jumat (4/10/2024).
Baca juga:
Prof. Ahmad Zainul Hamdi Ditunjuk Menteri Agama Sebagai Plt. Rektor UIN STS JambiGayung bersambut, sang suami pun punya impian yang sama. Raka mengaku ingin melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.
“Keinginan ini semakin kuat karena tempat saya bekerja, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementrian Keuangan sangat mendukung staff-nya melanjutkan pendidikan,” ujar Raka.
Berada di lingkungan yang memiliki pola pikir untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, juga menjadi motivasi kuat bagi Raka.
Baik Raka maupun Debbie meyakini bahwa memiliki anak bukan halangan. Pasangan yang menikah pada 2017 itu justru membicarakan soal studi S2 setelah dikaruniai momongan.
Lika-liku Mengejar Beasiswa
Awalnya Debbie yang memulai duluan berburu beasiswa, sebab Raka belum bisa melakukannya lantaran masih harus memenuhi persyaratan administrasi dari kantor.
Namun begitu mereka sepakat siapapun yang bisa lolos beasiswa duluan, sekeluarga akan bersama-sama berangkat ke luar negeri untuk mensupport.
Berburu beasiswa bukan hal mudah, apalagi sambil bekerja dan mengurus anak juga rumah. Debbie berusaha mengatur waktu seefisien mungkin. Di sela-sela kesibukannya Ia sempatkan belajar IELTS. Ini dilakukan Debbie secara intensif selama 6 bulan.
Merasa sudah mantap, Debbie mencoba mendaftar beasiswa Australia Awards Scholarships (AAS) yaitu program beasiswa dari pemerintah Australia. Dua kali mencoba dan selalu gagal di tahap administrasi.
“Lalu aku coba daftar LPDP tahap 2 di 2022. Hasilnya, aku gagal karena masih coba-coba saja dan belum serius. Baru di tahap 1 tahun 2023 mulai dimatengin lagi persiapannya, essai-nya, cari LoA kampus juga, alhamdulillah percobaan kedua LPDP berhasil,” ungkap lulusan S1 Manajemen di Universitas Bakrie itu.
Sementara untuk Raka, sebelum mendaftar LPDP Ia sempat mencoba beasiswa internal dari kantor. Sayangnya gagal di tahap awal.
“Setelah itu saya mendaftar LPDP sambil mematangkan IELTS-nya. Saya belajar dari pengalaman Debbie yang sudah lebih dulu lulus LPDP tentang tips and trick-nya, cara pembuatan essai dan wawancara,” jelas lulusan S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Trisakti itu.
Nasib baik berpihak pada Raka, hanya satu kali coba mendaftar LPDP dan dia pun berhasil lulus. Ia bisa melanjutkan kuliah S2 di Columbia University, Amerika Serikat bersama sang istri.
Akhirnya memilih kampus dengan peringkat ke-34 di dunia itu bukan tanpa perjuangan dan alasan. Baik Raka maupun Debbie memilih mendaftar ke kampus tersebut salah satunya adalah atas pertimbangan anak.
“Karena kita mau bawa anak, akhirnya saat itu aku nyari kampus lagi yang masih buka pendaftaran, kurikulumnya pas, dan tidak ada larangan untuk membawa anak,” tutur Debbie.
Ia juga menuturkan pengalaman seru yang paling berkesan adalah saat harus masuk kelas mengikuti kuliah bertiga; Ia, Raka dan buah hati.
“Kadang ada kuliah yang masuk di atas jam 4 sore, sementara anak aku pulang sekolah jam 3 sore. Ya sudah kita ajak ke kelas. Dosennya open-minded dan mereka semuanya welcome.”
Dari cerita ini banyak warganet yang kagum dan bahkan mereka memuji keduanya serta berharap akan memiliki nasib baik yang sama.
“Mantap luar biasa, couple goals,” warganet.
“Manifesting dapat jodoh yang suka belajar juga.”
“Couple goals sesungguhnya.”
(ori)