LANGIT7.ID-, Jakarta- - Janjikan surga bagi setiap Muslim yang konsisten menjalankannya. Shalat sunnah rawatib, ritual ibadah pelengkap shalat wajib, menyimpan keutamaan luar biasa yang masih jarang dipahami umat Islam.
"Akan dibangunkan rumah di surga. Setelah mendengar itu, sahabat kompak mengatakan kami usahakan istiqomah melaksanakan shalat sunnah rawatib sampai meninggal dunia," ujar Ustaz Adi Hidayat, dikutip Rabu (23/10/2024).
Ritual sunnah ini terbagi dalam 12 rakaat yang menyertai shalat wajib lima waktu. UAH memaparkan pembagiannya secara detail:
"Dua sebelum subuh, empat rakaat sebelum zuhur, dua setelah zuhur, dua setelah maghrib, dua rakaat setelah isya," (Ustaz Adi Hidayat).
Terkait shalat rawatib sebelum zuhur, UAH memberikan penjelasan khusus tentang fleksibilitas pelaksanaannya:
"Untuk shalat rawatib qabliyah zuhur, bagi yang memiliki keterbatasan waktu, Allah memberikan keringanan dengan tetap memperbolehkan mendapatkan keutamaan melalui dua rakaat saja," (Ustaz Adi Hidayat).
Dalam tradisi Islam, shalat rawatib diklasifikasikan menjadi dua kategori: Muakkadah (sangat dianjurkan) dan Ghairu Muakkadah (anjuran biasa).
Rawatib Muakkadah mencakup dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat sebelum Zuhur (atau minimal dua rakaat jika waktu terbatas), dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya.
Sementara Ghairu Muakkadah meliputi dua rakaat sebelum Zuhur, empat rakaat sebelum Ashar, dua rakaat sebelum Maghrib, dan dua rakaat sebelum Isya.
Meski terkesan sederhana, amalan 12 rakaat ini telah menjadi salah satu pembeda kualitas ibadah seorang Muslim. Tingginya nilai shalat rawatib di sisi Allah SWT tercermin dari dijanjikannya rumah di surga bagi para pengamalnya. Keistimewaan ini menjadi motivasi bagi setiap Muslim untuk menjaga kontinuitas pelaksanaan shalat rawatib, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
(lam)