LANGIT7.ID-, Jakarta- - Masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir dan tanah longsor seiring munculnya fenomena La Nina yang kini mengintai wilayah Nusantara. Fenomena alam ini berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi yang mengancam keselamatan dan keamanan masyarakat.
La Nina merupakan fenomena penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Berbeda dengan El Nino yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut, La Nina justru memicu perubahan signifikan pada pola angin dan peningkatan curah hujan di Indonesia.
Banjir menjadi ancaman utama saat La Nina melanda. Curah hujan yang tinggi berpotensi menggenangi kawasan pemukiman dan merusak infrastruktur vital. Sementara di daerah pegunungan, intensitas hujan yang tinggi dapat memicu banjir bandang yang membawa material longsoran tanah dan batu, membahayakan masyarakat yang tinggal di kawasan lereng.
Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir dan longsor meliputi Jawa bagian selatan, Kalimantan bagian selatan dan tengah, Sulawesi bagian tengah dan selatan, kepulauan Nusa Tenggara, serta Papua bagian selatan. Daerah-daerah ini berisiko mengalami curah hujan ekstrem yang dapat memicu bencana.
Sektor pertanian juga perlu mewaspadai dampak La Nina. Meski curah hujan tinggi dapat merusak tanaman, beberapa wilayah justru berpotensi mengalami peningkatan produksi pertanian. Namun petani tetap harus siaga menghadapi risiko banjir yang dapat merendam lahan pertanian.
Upaya mitigasi menjadi kunci dalam menghadapi ancaman banjir dan longsor akibat La Nina. Langkah-langkah yang perlu ditingkatkan meliputi pengembangan sistem peringatan dini, penataan ruang yang memperhatikan zona rawan bencana, peningkatan kualitas infrastruktur seperti drainase, tanggul, dan bendungan, serta edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana.
(lam)