LANGIT7.ID-, Jakarta- - Audi baru saja membuat kejutan besar di industri otomotif dengan meluncurkan sub-brand baru di China. Berbeda dari peluncuran merek mobil baru lainnya di pasar China yang sangat kompetitif, peluncuran ini menghadirkan dua hal mengejutkan. Audi dan mitra lokalnya SAIC memutuskan untuk menamai perusahaan patungan mereka hanya dengan nama "AUDI" dan menggunakan logo yang sangat sederhana tanpa logo Empat Cincin yang sudah melegenda.
Logo ikonik tersebut digantikan dengan empat huruf kapital, yang menurut mereka menandakan hubungan sekaligus pembeda dari brand saudaranya. Namun mengapa Audi menerapkan strategi membingungkan ini?
"Tentu saja, masih akan ada kendaraan dengan empat cincin di China. Brand baru dengan tulisan AUDI memiliki desain yang lebih progresif, namun tetap 100 persen DNA Audi," ujar Ralf Brandstätter, Chairman dan CEO Volkswagen Group China sekaligus Chairman China Board melalui unggahan LinkedIn-nya, dikutip Selasa (12/11/2024).
"Ini akan menyasar kelompok pelanggan baru di China yang belum kami jangkau dengan logo empat cincin. Ini penambahan yang bagus untuk portofolio kami di China. Kami punya rencana besar. Jangan khawatir," tambahnya.
Menanggapi komentar lain, Brandstätter menegaskan bahwa pasar China sangat berbeda dari belahan dunia lainnya. "Tuntutan pelanggan juga berbeda. Itulah mengapa rangkaian tambahan dengan logo AUDI dan desain progresif masuk akal. Ini memungkinkan kami menjangkau kelompok pelanggan baru untuk brand ini di pasar yang berkembang pesat," jelasnya.
AUDI secara khusus membidik pelanggan premium China yang muda dan melek teknologi, terpisah dari pelanggan Audi yang ada. Brand mewah ini dan SAIC memutuskan untuk tidak menggunakan nama perusahaan bersejarah meskipun ada beberapa pilihan: Auto Union, DKW, Horch, NSU, dan Wanderer.
Sebelumnya, Horch memang kembali beberapa tahun lalu untuk versi A8 wheelbase panjang khusus China. Namun, pelanggan muda yang dibidik AUDI dan SAIC tidak mungkin tertarik dengan nama-nama lawas ini.
Memulai dari awal dengan nama dan logo yang benar-benar berbeda mungkin tidak akan terlalu menarik perhatian di China, mengingat negara ini memiliki lebih banyak perusahaan mobil dibanding negara lain di dunia. Mempertahankan koneksi Audi dengan sub-brand baru senama ini diharapkan dapat membantu kendaraan listrik mereka lebih menonjol dibanding mobil biasa yang dijual produsen mobil China.
AUDI E Concept Hadirkan Desain Revolusioner
Di luar nama perusahaan yang berbeda-tapi-masih-sama, model-model AUDI akan terlihat sangat berbeda dari brand mewah tradisional. "Kami menghadirkan desain yang lebih progresif sambil mempertahankan 100 persen DNA Audi," ungkap Brandstätter.
Terlepas dari istilah marketing tersebut, konsep E sangat berbeda dari Audi listrik yang ada saat ini. Disebut sebagai Sportback, namun berbeda dari liftback lima pintu dan SUV yang menggunakan istilah ini secara global. Mobil ini mengadopsi siluet seperti wagon dan memiliki interior penuh layar dengan kontrol konvensional minimal.
Logika umum mengatakan Audi akan menggerus penjualan AUDI dan sebaliknya, tapi Brandstätter yakin keduanya bisa hidup berdampingan. Berbeda selera untuk orang berbeda, mungkin begitu. Berbasis Advanced Digitized Platform yang dikembangkan bersama SAIC, tiga model produksi akan diperkenalkan di China mulai pertengahan 2025. Tidak ada rencana menjual EV ini di tempat lain, jadi kebingungan Audi/AUDI akan terbatas di negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini.
(lam)