LANGIT7.ID-, Lima- - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, Indonesia dan Kanada mengapresiasi kerja keras Tim Perunding yang telah berhasil menyelesaikan Perundingan Putaran Kesepuluh Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara (Indonesia-Canada CEPA). Perundingan tersebut berhasil diselesaikan secara substantif pada Putaran Kesepuluh pada 4-8 November 2024 di Bandung, Jawa Barat.
Mendag Budi menyampaikan hal itu pada pertemuan bilateral dengan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng. Pertemuan bilateral tersebut berlangsung pada Kamis, (14/11) di Lima, Peru, di sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024. Dalam pertemuan tersebut, Mendag Budi didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.
Baca juga:
Hadiri Pertemuan Menteri APEC, Indonesia Tekankan Pentingnya Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral“Saya mengapresiasi dedikasi dan kerja keras dari Tim Perunding kedua negara selama kurang lebih dua setengah tahun sehingga Perundingan Indonesia-Canada CEPA berhasil terselesaikan secara substantif pada Putaran Kesepuluh,” kata Mendag Budi dalam keterangan resmi, Sabtu (16/11/2024).
Mendag Budi berharap, Indonesia-Canada CEPA dapat meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara. “Indonesia-Canada CEPA diharapkan dapat meningkatkan akses pasar perdagangan barang dan jasa Indonesia ke wilayah Amerika Utara, peningkatan investasi Kanada di Indonesia, serta pembukaan peluang kerja sama ekonomi yang lebih luas antara kedua negara.”
Baca juga:
Defisit USD 7,47 Miliar, Indonesia-Singapura Sepakat Bangkitkan UMKM Lewat DigitalisasiKedua negara telah mencapai kesepakatan substantif atas 23 isu runding, yang meliputi: perdagangan barang; jasa; investasi; pengaturan asal barang; pengadaan barang dan jasa pemerintah; serta perdagangan dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, juga disepakati isu baru, yaitu dialog bilateral untuk sektor prioritas yang menjadi wadah diskusi dan kerja sama atas isu-isu prioritas kedua negara, antara lain mineral kritis, serta perlindungan kesehatan (sanitari dan fitosanitari) untuk perdagangan daging sapi dan sarang burung walet secara bilateral.
Baca juga:
Surplus USD 5,15 Miliar! Indonesia Perkuat Cengkeraman Dagang dengan Jepang Lewat IJEPA 2025Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua negara membahas pelaksanaan misi dagang Kanada ke Indonesia pada Desember 2024 mendatang. Misi dagang yang dipimpin Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng ini akan membawa lebih dari 300 pelaku usaha.
Mendag Budi menyambut baik kegiatan misi dagang tersebut serta berharap dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Saya harap misi dagang tersebut dapat memperkenalkan potensi perdagangan dan investasi Indonesia kepada pelaku usaha Kanada, sekaligus memberikan kesempatan bagi pelaku usaha Indonesia untuk membangun jaringan dan menciptakan peluang kerja sama baru dengan mitra Kanada,” urai Mendag Budi.
Selain itu, kedua menteri tersebut direncanakan akan menandatangani Pernyataan Bersama Tingkat Menteri atas Penyelesaian Substantif Perundingan Indonesia-Canada CEPA pada saat kegiatan misi dagang Kanada dimaksud.
Baca juga:
Perdagangan RI-Korea Selatan Tembus USD 15 Miliar, Mendag: Saatnya Optimalkan IK-CEPAMendag Budi juga mengundang Kanada untuk berinvestasi di sektor pendidikan dan kesehatan (rumah sakit), khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Kanada
Total perdagangan Indonesia dan Kanada selama lima tahun terakhir (2019--2023) tumbuh sebesar 11,2 persen. Pada Januari--September 2024, total perdagangan Indonesia-Kanada tercatat sebesar USD 2,65 miliar. Ekspor Indonesia ke Kanada sebesar USD 1,06 miliar dan impor Indonesia dari Kanada sebesar USD 1,59 miliar. Dengan demikian, Indonesia defisit perdagangan terhadap Kanada sebesar USD 536 juta. Pada 2023, total perdagangan Indonesia-Kanada tercatat sebesar USD 3,44 miliar. Ekspor Indonesia ke Kanada sebesar USD 1,30 miliar dan impor Indonesia dari Kanada sebesar USD 2,14 miliar.
Pada tahun 2023, Kanada merupakan mitra dagang tujuan ekspor ke-28 dan asal impor ke-16 bagi Indonesia. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Kanada, yaitu perangkat telepon; limbah dan skrap logam mulia; karet alam; aksesoris kendaraan bermotor; serta peti, koper, vanity-case, dan tas eksekutif. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Kanada, yaitu gandum dan meslin, pupuk mineral, kedelai, bubur kayu kimia, dan bubur kayu.
Investasi Kanada di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar USD 357,80 juta. Nilai ini meningkat 42,90 persen dibanding tahun 2022.
(lam)