LANGIT7.ID-Jakarta; Program pemberdayaan UMKM yang dijalankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama BSI Maslahat membuahkan hasil signifikan. Para pedagang bakso binaan di bawah Koperasi Ikhtiar Swadaya Mandiri (ISM) Ngudi Makmur Jakarta Selatan mencatat kenaikan penghasilan harian hingga 60 persen, dari semula Rp500.000-Rp600.000 menjadi Rp700.000-Rp800.000 per hari.
Peningkatan penghasilan ini tidak lepas dari strategi BSI membangun ekosistem usaha terintegrasi dari hulu ke hilir. Para pedagang bakso binaan mendapatkan pasokan daging langsung dari peternak binaan BSI Maslahat di Lampung, yang kemudian diproses di Rumah Potong Hewan (RPH) bersertifikat halal, hingga akhirnya sampai ke tangan pedagang bakso tanpa melalui tengkulak.
"Kami ada di tangan kedua sekarang bukan tangan ketiga lagi," ungkap Joko Iskandar, pengurus Koperasi ISM Ngudi Makmur dalam keterangannya, Kamis (30/1/2025).
Pemotongan jalur distribusi ini berhasil menekan biaya produksi sehingga pedagang bisa menjual bakso dengan harga lebih ekonomis namun tetap berkualitas.
Dampak positif program ini kini dirasakan oleh 100 pedagang bakso binaan di wilayah Jakarta Selatan. Tidak hanya itu, model pemberdayaan ini juga berhasil mendorong Koperasi ISM Ngudi Makmur mengembangkan kemitraan/franchise di tiga lokasi strategis yakni Roxy di Jakarta Pusat, Halim di Jakarta Timur, dan wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Joko menjelaskan, bantuan yang diberikan BSI dan BSI Maslahat tidak sebatas dana dan pelatihan. Para pedagang bakso binaan juga mendapatkan akses langsung ke peternak sapi dan ayam, Rumah Potong Hewan (RPH), hingga pendampingan sertifikasi halal. Menurutnya, hal ini menciptakan sinergi dan pemberdayaan berkelanjutan melalui ekosistem yang kuat.
Selain pemberdayaan dari sisi usaha, para pedagang binaan juga diperkenalkan dengan produk dan layanan perbankan syariah. "Dengan adanya program ini mereka jadi lebih tahu dan kenal dengan BSI. Kita juga kenalkan dengan produk BSI dan menggunakan QRIS BSI, jadi dengan begitu mereka juga menjadi nasabah BSI," tutur Joko.
Para pedagang yang ingin bergabung dalam program ini harus memenuhi beberapa persyaratan. "Kita biasanya melakukan survei untuk memberikan manfaat, khususnya kepada para mustahik. Salah satu syaratnya adalah mereka pelaku usaha bakso atau minimal mempunyai pengalaman berjualan, lalu tergolong mustahik yang dibuktikan dengan syarat surat keterangan tidak mampu," jelasnya.
Tercatat hingga November 2024, BSI telah menyalurkan zakat sebesar Rp152,30 miliar untuk berbagai sektor mulai dari ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan hingga dakwah advokasi. Melalui program pemberdayaan ini, BSI berharap para mustahik atau penerima zakat dapat naik kelas menjadi muzaki atau pemberi zakat di masa depan.
(lam)