LANGIT7.ID-Jakarta; Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam mendukung rencana pabrik iPhone dan fasilitas produksi berteknologi tinggi (HKT) Apple di tanah air. Juru bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni menyatakan lulusan teknologi informasi (IT) dari perguruan tinggi terbaik Indonesia memiliki kualitas mumpuni untuk menjalankan produksi iPhone di Indonesia.
"Kualitas mereka tidak kaleng-kaleng dan sangat menarik bagi investor asing," tegas Febri dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (31/1/2025).
Ia menambahkan bahwa penilaian SDM teknologi Indonesia seharusnya difokuskan pada lulusan di bidang IT atau yang terkait dengan produksi produk berteknologi tinggi dari perguruan tinggi.
Bantahan ini juga diperkuat dengan fakta bahwa sejak 2017, investasi Apple Indonesia telah berjalan tanpa ada keluhan terkait birokrasi maupun regulasi. Hal ini menunjukkan bahwa klaim tentang hambatan birokrasi yang berbelit-belit hanyalah asumsi yang tidak berdasar.
Lebih jauh lagi, Kemenperin menyoroti bahwa telah banyak investor yang berhasil membangun ekosistem produksi teknologi tinggi di Indonesia. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia telah memiliki ekosistem manufaktur yang mendukung untuk industri berteknologi tinggi.
Terkait iPhone 16 Indonesia, Febri menjelaskan bahwa saat ini produk tersebut memang belum bisa diperdagangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan proposal fasilitas produksi iPhone yang masih dalam tahap revisi dan belum diterima oleh pihak Kementerian Perindustrian.
Meski demikian, Febri menekankan bahwa tidak ada halangan bagi pabrik Apple Indonesia untuk segera dibangun. Menurutnya, Apple memiliki kemampuan, finansial, dan pengaruh yang cukup untuk membawa global value chain ke dalam negeri.
"Hal-hal yang menghambat rencana pabrik iPhone Indonesia hanya klaim hipotetis yang diajukan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk para pengamat. Pihak Apple dalam negosiasi menyampaikan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk pembangunan fasilitas produksi HKT di Indonesia, juga untuk membawa GVC mereka masuk ke sini," jelasnya.
Pernyataan ini sekaligus membantah pandangan bahwa investasi Apple Indonesia terhambat karena masalah birokrasi yang berbelit-belit. Febri menegaskan bahwa selama berbisnis di Indonesia sejak 2017, Apple tidak pernah menyampaikan keluhan terkait hal tersebut.
(lam)