Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 23 Oktober 2025
home global news detail berita

Dari Cilegon untuk Indonesia: KABUR AJA DULU

tim langit 7 Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:58 WIB
Dari Cilegon untuk Indonesia: KABUR AJA DULU
Oleh: Umar Jahidin

LANGIT7.ID-
Sejatinya saya membuat judul ini bukan bermaksud satire, apalagi ajakan untuk lari dari tanggung jawab. “Kabur aja dulu” adalah ungkapan jujur yang saya dengar dari begitu banyak anak muda hari ini.

Mereka tak sedang ingin kabur dari negeri ini. Mereka hanya ingin keluar sebentar dari sesaknya hidup—dari penghasilan yang tak cukup, dari impian yang tak kunjung tercapai. Dan bahkan menurut mereka rehat sejenak dari sistem yang kadang terasa tak memberi tempat bagi mereka untuk tumbuh.

Hampir sebulan terakhir saya mondar-mandir dari Tigaraksa, Tangerang ke Cilegon. Tujuannya satu: berdialog dengan para pemuda yang ingin bekerja ke Jepang. Kegiatan ini difasilitasi dengan cukup baik oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon.

Awalnya, saya ragu. Karena Cilegon bukanlah daerah kantong pengirim pekerja migran. Apalagi ini kota industri besar, rumah bagi pabrik baja nasional dan pelabuhan internasional. Namun anggapan itu gugur dengan sendirinya. Setelah berdialog langsung dengan hampir seribu peserta seleksi kerja ke Jepang, saya melihat realitas yang berbeda.

Dalam beberapa sesi tanya jawab, saya mendengar langsung harapan-harapan yang tulus: ingin membangun rumah yang layak, menyekolahkan adik-adik, memberangkatkan orang tua berhaji, atau sekadar memiliki modal untuk merintis usaha kecil setelah kembali ke tanah air. Semuanya terdengar sederhana, tapi sarat makna.

Mereka tidak sekadar ingin "kabur", mereka sedang memperjuangkan mimpi. Dan Jepang menjadi salah satu harapan yang realistis—karena gaji yang layak dan, bahkan, empat atau lima kali dari besaran salari di negerinya sendiri. Dan perlindungan kepada pekerja asing pun relatif terbaik, serta budaya kerja yang disiplin namun tetap manusiawi.

Butuh Afirmasi dan Aksi Nyata

Semangat anak-anak muda Cilegon yang luar biasa – seperti umumnya anak muda Indonesia-- ternyata tetap membutuhkan dukungan konkret—terutama butuh kehadiran negara. Banyak dari mereka yang tidak memiliki cukup biaya untuk mengikuti pelatihan, pengurusan dokumen dan, terutama, biaya penempatan yg cukup besar. Seperti: biaya visa kerja, asuransi, tiket pesawat dan biaya jasa pengurusan lainnya yg berkaitan dengan penempatan mereka ke negara tujuan.

Di sinilah negara seharusnya hadir. Bukan sekadar mengeluarkan regulasi, tapi juga menyediakan fasilitas. Misalnya melalui skema pembiayaan pelatihan kerja, beasiswa vokasi luar negeri, atau bantuan biaya keberangkatan yang berbasis keadilan dan pemerataan.

Tanpa bermaksud membanding, kalau program makan gratis bisa disiapkan Rp71 triliun dalam APBN -- walau belum seluruhnya terserap--maka membantu anak-anak muda ini untuk bisa berangkat ke luar negeri sebagai tenaga kerja profesional bisa jadi investasi dengan dampak sosial-ekonomi yang besar.

Bahkan mereka tidak sekadar membawa masuk devisa utk negara dengan ratusan triliun saban tahun. Tetapi mereka juga bisa kembali menjadi agent of change, membawa keterampilan baru dan pengalaman kerja global. Dan tentu menjadikan kampung-kampung mereka yg secara ekonomi tertinggal menjadi sentra pertumbuhan ekonomi baru.

Tentu saja harapan-harapan semacam ini tak sekadar menjadi catatan pinggir, atau harapan yang direspon seadanya secara normatif tanpa aksi. Tetapi mereka sungguh-sungguh mengharapkan kehadiran negara yang sesungguhnya.

Replikasi Konsep Disnaker Cilegon

Sepengalaman saya mengelola tenaga kerja Indonesia lebih kurang lima belas tahun, saya belum pernah menemukan Dinas Tenaga Kerja seaktif dan sepeduli Kota Cilegon.

Agaknya apa yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon bukan sekadar pelayanan administratif biasa. Mereka sedang merumuskan ulang peran pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan global. Dalam diam, seolah Cilegon sedang memperlihatkan bahwa daerah pun bisa berpikir besar dan bertindak strategis untuk bangsa.

Dengan memfasilitasi pelatihan bahasa, seleksi kerja luar negeri, hingga pembinaan mental dan moral bagi calon tenaga kerja migran, Disnaker Cilegon sejatinya sedang menjalankan fungsi nation building dari akar rumput. Ini bukan cuma soal mengirim pekerja ke Jepang, tapi membuka jendela masa depan dan memperkuat daya saing SDM Indonesia di level global.

Jika konsep ini diperkuat, dan dapat direplikasi di banyak daerah, dan didukung penuh oleh pemerintah pusat, maka Cilegon bisa jadi model nasional: bagaimana kota industri bukan hanya penghasil produk baja dan energi, tapi juga produsen tenaga kerja unggul yang bisa bersaing di tingkat global. Bravo Kota Cilegon (Tangerang, 23 Oktober 2025)

(lam)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 23 Oktober 2025
Imsak
04:02
Shubuh
04:12
Dhuhur
11:41
Ashar
14:51
Maghrib
17:49
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan