LANGIT7.ID-Jakarta; Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi dibutuhkan untuk mencapai butir keempat Asta Cita pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memperkuat pembangunan SDM.
Demikian disampaikan Wamendag Roro dalam Meet The Leader: Leadership Sharing Session yang digelar di Hotel Park Hyatt Jakarta, Jakarta pada Selasa (10/12). Acara tersebut dilaksanakan Mata Garuda yang merupakan Ikatan penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya adalah memperkuat pembangunan SDM. Melalui program LPDP, SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi dapat tercipta. Dengan begitu, SDM Indonesia diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang andal, tetapi juga memiliki kemampuan sebagai pemimpin,” ujar Wamendag Roro dalam keterangan resmi, Kamis (12/12/2024).
Baca juga: Indonesia Perkuat Perjanjian Dagang Internasional, 17 Negara dalam Tahap PerundinganWamendag Roro mengungkapkan, pemerintah juga mendorong kolaborasi di tingkat nasional dan internasional untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Saat ini, kolaborasi antarkementerian berfokus pada beberapa aspek yang meliputi hilirisasi 28 komoditas utama Indonesia, ketahanan pangan dan energi, serta reformasi kesehatan dan pendidikan.
“Sementara itu, pada skala internasional, pemerintah memprioritaskan partisipasi dalam forum ekonomi global seperti G20 dan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC). Tidak hanya itu, pemerintah mengedepankan upaya mitigasi perubahan iklim dan transisi energi serta komitmen untuk pengentasan kemiskinan dan krisis kemanusiaan,” imbuh Wamendag Roro.
Baca juga: Mendag Budi Santoso Beberkan Program Unggulan Kemendag di Hadapan DPD RIWamendag Roro menjelaskan, penduduk Indonesia yang berada pada usia produktif mencapai sekitar 70 persen. Hal ini harus disikapi dengan menjadi penggiat dan agen perubahan yang dapat berkolaborasi dengan rencana besar pemerintah. Dengan demiikian, target Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
Lebih lanjut, Wamendag Roro berujar, Kementerian Perdagangan memiliki tiga program utama untuk meraih pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen. Ketiga program tersebut yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa ekspor.
Baca juga: Resmikan Kantor RCEP Support Unit, Mendag Budi Santoso: Tonggak Baru Perkuat Integrasi Ekonomi KawasanBerdasarkan data Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), LPDP memiliki alumni sebanyak 25.116 orang dengan penerima beasiswa sebesar 49.838 orang pada Oktober 2024. Adapun tiga bidang studi dengan sebaran terbanyak adalah Sains, Teknik, dan Ilmu Sosial.
Sementara itu, negara tujuan tertinggi penerima beasiswa LPDP adalah Inggris, Australia, Amerika Serikat, Belanda, dan Jepang. Di sisi lain, alumni LPDP berkarir di berbagai sektor baik sektor publik maupun sektor privat.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini terjaga dengan baik. Pada triwulan-III 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif sebesar 4,95 persen (Year-on-Year/YoY). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan beberapa negara maju anggota G20. Sementara itu, inflasi Indonesia terkendali di angka 1,55 persen pada November 2024 (YoY). Angka ini lebih rendah dibandingkan beberapa negara lainnya.
Baca juga: Mendag Budi Tekankan Kewirausahaan sebagai Indikator Penting Pertumbuhan EkonomiDi sisi lain, kontribusi sektor perdagangan menjadi penyumbang PDB ketiga terbesar senilai 13,09 persen setelah industri pengolahan dengan 19,02 persen dan pertanian sebesar 13,71 persen. Sementara itu, komponen pengeluaran PDB terbesar adalah konsumsi rumah tangga dengan 53,08 persen. Adapun ekspor memberikan kontribusi sebesar 22,53 persen dan impor senilai 20,76 persen.
Selanjutnya, kinerja perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Adapun nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 24,43 miliar pada Januari--Oktober 2024. Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari—Oktober 2024 sebesar USD 217,24 miliar. Angka tersebut naik 1,33 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Berdasarkan data beberapa indeks daya saing global, capaian Indonesia di tingkat dunia terus meningkat. Indonesia berada pada peringkat 18 dalam Indeks Perdagangan Berkelanjutan (Sustainable Trade Index/STI) dan posisi 27 dalam Peringkat Daya Saing Dunia (World Competitiveness Ranking/WCR). Selain itu, Indonesia menduduki posisi 45 dalam Peringkat Daya Saing Digital Dunia (World Digital Competitiveness Ranking/WDCR) dan peringkat 54 dalam Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII).
(lam)