Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 29 April 2024
home edukasi & pesantren detail berita

Wawancara Eksklusif Ustadz Dasad Latif: Pendidikan dengan Ilmu dan Iman, Solusi Perbaikan Bangsa

muhammad rifai akif Kamis, 23 September 2021 - 07:22 WIB
Wawancara Eksklusif Ustadz Dasad Latif: Pendidikan dengan Ilmu dan Iman, Solusi Perbaikan Bangsa
Ustadz Dasad Latif (foto: instagram/dasadlatif1212)
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID, Jakarta - Ustadz Das’ad Latif adalah mubaligh favorit banyak pihak, dari ibu-ibu majelis taklim, anggota DPR RI, pejabat pemerintahan hingga para jenderal kepolisian. Sebagai da’i yang bisa diterima semua kalangan, dia menyampaikan pentingnya persatuan ummat. Dan hal itu hanya bisa terwujud saat semua pihak terutama pemerintah, bisa arif dan bijaksana dalam menerima perbedaan.

Selain itu, sebagai seorang dosen atau staf pengajar di berbagai kampus di Makassar, Ustadz Das’ad Latif juga menyampaikan pentingnya pendidikan dari berbagai aspek. Mulai dari aspek agama, sosial hingga kebijakan publik. Menurutnya, pendidikan harus jadi prioritas untuk keluar dari berbagai krisis. Sebab hanya lewat pendidikanlah bisa lahir generasi masa depan yang lebih baik. Dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan tidak memisahkan antara ilmu dan iman.

Wartawan LANGIT7.ID Muhammad Rifai Akif berkesempatan berbincang dengan Ustadz Das’ad Latif tentang beberapa topik di atas. Berikut wawancara selengkapnya.

Menurut ustadz bagaimana cara mewujudkan wihdatul ummah atau persatuan ummat?

Menerima perbedaan. Tidak mungkin ada persatuan tanpa ada jiwa besar untuk menerima perbedaan.

Sikap arif memaknai dan menyikapi perbedaan itulah kuncinya. Sebab di Indonesia ini, satu-satunya cara yang sangat efektif untuk memecah belah bangsa adalah dengan isu SARA (Suku Agama Ras dan Adat).

Maka semua komponen bangsa, terutama pemerintah harus selalu mengupayakan sikap bijaksana dan arif dalam menyikapi perbedaan.

Jadi, dakwah-dakwah yang harus dikedepankan adalah dakwah yang toleran, dakwah terkait kebijakan dalam menerima perbedaan.

Tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi besar jika tidak menerima perbedaan. Justru sebaliknya, bangsa Indonesia besar karena kita bisa memelihara perbedaan dengan baik. Sesuai dengan slogan yang diberikan oleh para pendiri bangsa, Bhinneka tunggal Ika.


Baca Juga: Wawancara Eksklusif Ustadz Das’ad Latif: Rahasia Ceramah Memukau hingga Harapan untuk Media Islam



Dalam situasi saat ini, hal apa yang menjadi persoalan terbesar umat Islam? ikhtiar apa yang bisa kita lakukan?


Persoalan umat Islam adalah kurangnya pemahaman dan pelaksanaan terhadap agama. Masih banyak diantara kita, beragama Islam hanya karena turun-temurun, tetapi mempelajari, mendalami, bahkan sampai mengamalkan nilai-nilai Islam itu masih sangat minim.

Coba dibuat survey, berapa persen umat Islam yang lancar mengaji, dari yang lancar pun, berapa persen yang mengamalkannya.

Jadi, tantangan besar umat ini adalah membaca, budaya belajar, budaya literasi, kebiasaan untuk membaca, harus kita bangkitkan.

Dan Indonesia ini punya konstitusi yang salah satunya adalah mencerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu Islam harus menjadi ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kalau umat Islam cerdas, umat Islam bisa memahami dan mengamalkan agamanya, niscaya bangsa kita lebih cepat maju.


Apa persoalan pendidikan kita hari ini? mulai dari mana bisa kita benahi?


Pertama sistem pendidikan kita, sistem pendidikan tidak nyata, tidak menyeluruh.

Beda menteri beda lagi programnya, beda presiden beda lagi kebijakannya. Sebelum tuntas program menteri sebelumnya, datang menteri yang lain berbeda lagi. Yang penting adalah program yang nyata, visi misi nya harus jelas.

Persoalan selanjutnya adalah, dosen terutama di dunia kampus sangat minim yang membuat jurnal.

Gelar guru besar, gelar doktor, profesor, di negara kita sangat banyak, tetapi karya-karya mereka dalam hal ini, buku, terutama jurnal-jurnal sangat minim.

Bisa jadi permasalahannya, apresiasi di negara kita juga sangat kecil dibandingkan negara lain. Misal saya dengan dosen golongan saya di universitas, gaji nya tidak sampai 10 juta, tetapi di negara tetangga Malaysia, gajinya di angka 50 juta.

Kemudian dari anggaran negara, Malaysia menganggarkan bisa sampai setengah dari APBN. Tanggung jawabnya langsung dibawah wakil perdana menteri. Sedangkan di Indonesia anggarannya hanya 20 persen dari seluruh anggaran APBN, itupun kadangkala banyak nyangkut di korupsi.

Jadi, harus ada alokasi dana yang maksimal untuk memajukan dunia pendidikan kita.


Bagaimana mempersiapkan generasi muslim yang lebih baik? agar bisa memperbaiki bangsa ini kelak.


Solusinya adalah pendidikan, bermula dari pendidikan, kemudian setelah itu akhlak. Banyak yang cerdas tapi tidak punya adab, tidak ada gunanya.

Suatu bangsa yang hancur bukan karena dipimpin orang bodoh, tapi karena para pemimpinnya pintar tapi tidak punya akhlak yang baik.

Itu sebabnya orang beriman dan berilmu dalam Al-Quran disebutkan:

“Yarfaillahulladzina Amanu Minkum Walladzina Utul Ilma Darojat” (QS. Al Mujadalah. 11), yang artinya: Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.

Iman dan ilmu tidak bisa dipisah. Keduanya harus bersamaan. Jadi solusi untuk permasalahan ini adalah pendidikan yang bermoral. Pondok-pondok pesantren harus dihidupkan, tapi sumber pendidikan yang paling baik bermula dari rumah tangga.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 29 April 2024
Imsak
04:26
Shubuh
04:36
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:50
Isya
19:01
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan