LANGIT7.ID-Jakarta; Mesir pada hari Rabu menolak usulan pemimpin oposisi Israel agar negara tersebut mengambil alih pengelolaan Gaza, menyebut ide tersebut "tidak dapat diterima" dan bertentangan dengan kebijakan Mesir dan Arab yang telah lama diterapkan.
"Segala gagasan atau usulan yang menghindari sikap tetap Mesir dan Arab (mengenai Gaza)... ditolak dan tidak dapat diterima," kata juru bicara kementerian luar negeri Tamim Khallaf dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi MENA, sehari setelah Yair Lapid dari Israel mengajukan ide tersebut.
Dalam keterangan persnya, Khallaf mengatakan bahwa segala usulan yang mengabaikan pembentukan negara Palestina yang merdeka adalah "setengah solusi" yang berisiko memperpanjang konflik daripada menyelesaikannya.
Dia menekankan bahwa Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur yang dianeksasi Israel, adalah bagian integral dari wilayah Palestina yang harus berada di bawah "kedaulatan dan pengelolaan Palestina sepenuhnya."
Pada hari Selasa, Lapid menyatakan bahwa Mesir sebaiknya mengelola Jalur Gaza setidaknya selama delapan tahun setelah perang berakhir, sebagai imbalan atas pengurangan utang besar-besaran.
Mesir telah berulang kali menolak usulan untuk memindahkan 2,4 juta penduduk Palestina dari Jalur Gaza, menyebut pemindahan massal tersebut sebagai "garis merah" yang tidak boleh dilanggar.
Negara ini memimpin upaya diplomatik bulan ini untuk menentang rencana yang diajukan oleh Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat "mengambil alih" dan "memiliki" wilayah yang hancur akibat perang tersebut setelah penduduknya dipindahkan ke Mesir atau Yordania.
(lam)