LANGIT7.ID-Jakarta; Bulan Sya'ban memiliki keistimewaan yang jarang disadari oleh umat Muslim. Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), salah satu keistimewaan utama bulan Sya'ban adalah proses pelaporan amal yang langsung disampaikan kepada Allah SWT.
"Apa yang istimewa di situ? Pertama kata Nabi, di bulan itu amal-amal kita pada saat itu secara langsung itu dilaporkan, disampaikan, diangkat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," jelas UAH dalam ceramahnya yang dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official.
Meski Allah SWT Maha Mengetahui seluruh amal perbuatan manusia tanpa perlu dilaporkan, namun proses pelaporan langsung ini mengandung makna spiritual yang mendalam. UAH menerangkan bahwa pelaporan ini menunjukkan keistimewaan khusus, "Ingin menunjukkan satu keistimewaan. Sebagaimana malaikat banyak kemudian melihat amalan kita menyampaikan penolong suatu kebanggaan," terang UAH.
Hal inilah yang mendasari mengapa Rasulullah SAW sangat memperbanyak puasa di bulan Sya'ban. Beliau berharap ketika amalnya diangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT, beliau sedang dalam keadaan berpuasa. "Aku sangat menginginkan saat amalku itu diangkat disampaikan kepada Allah, aku sedang dalam keadaan berpuasa," kata UAH menirukan jawaban Rasulullah SAW ketika ditanya oleh para sahabat.
Fenomena ini menjadi pembelajaran penting bagi umat Muslim, bahwa meskipun Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling takwa dan dijamin masuk surga, beliau tetap berupaya meningkatkan kualitas ibadahnya. "Nabi yang paling takwa, nabi yang paling dekat dengan Allah, dipuji, dijamin surga dan sebagainya saja masih mencoba meningkatkan kualitasnya," ungkap UAH.
Menurut UAH, ketika seseorang berpuasa, mereka akan terbiasa menjaga dua hal penting. Pertama, menjaga konsistensi dan peningkatan amal saleh seperti membaca Al-Qur'an dan bersedekah. Kedua, menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan maksiat yang dapat membatalkan puasa. "Makanya orang-orang puasa yang beriman, puasa itu pasti menjaga dari perbuatan maksiat," jelas UAH.
Dengan demikian, puasa di bulan Sya'ban menjadi persiapan rohani yang sempurna menjelang Ramadhan. Ketika seseorang telah terbiasa menjaga kualitas amal dan menghindari maksiat, maka ketika masuk bulan Ramadhan, mereka akan lebih siap secara spiritual. "Sehingga ketika sampai kepada Ramadhan kita bisa semangat beraktivitas," tutur UAH.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Usamah bin Zaid, Rasulullah SAW memang memiliki kebiasaan meningkatkan amalan ketika memasuki bulan Sya'ban. "Beliau juga mencontohkan langsung kepada kita bagaimana meningkatkan amalannya," kata UAH. "Dan amalan yang spesifik yang banyak dikerjakan oleh Nabi SAW itu ternyata puasa," tambahnya.
Keistimewaan bulan Sya'ban yang sering terlewatkan ini menjadi pelajaran berharga bagi umat Muslim untuk lebih memperhatikan kualitas spiritual mereka sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sebagaimana UAH mengingatkan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan isyarat kepada umatnya untuk segera mencari bekal yang mampu menguatkan roh dan memberikan kekuatan spiritual.
(lam)