LANGIT7.ID-, Jakarta - -
Puasa Senin Kamis adalah ibadah sunnah yang
dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibadah ini memiliki banyak manfaat, baik itu dari sisi spiritual maupun kesehatan.
Dalam riwayat Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Amal-amal manusia diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin ketika amalku diperlihatkan, aku sedang dalam keadaan berpuasa." (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasa'i).Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Sunnah Rajab dan Puasa Senin KamisHadits di atas menjelaskan bahwa puasa Senin Kamis memiliki
keutamaan khusus, di mana amal perbuatan manusia dihadapkan pada Allah SWT. Dengan berpuasa, seorang hamba berharap amalannya diterima dengan lebih baik.
Bila dilihat dari sisi spiritual, puasa sunnah Senin dan Kamis dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT serta meningkatkan
ketakwaan.
Di samping itu, puasa juga membantu dalam melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbaiki
akhlak.
Tak hanya secara spiritual, puasa Senin dan Kamis juga bermanfaat dari aspek medis. Salah satu manfaatnya adalah berpuasa dapat membunuh sel yang berpotensi menyebabkan
penyakit kanker.
Baca juga: 4 Keutamaan Puasa Senin Kamis yang Selalu Dilakukan Rasulullah SAWWakil Ketua Lembaga Kesehatan
Majelis Ulama Indonesia (LK-MUI) Dr dr Bayu Wahyudi SpOG MPHM MHKes MM menerangkan saat berpuasa, tubuh manusia mengalami perubahan metabolisme.
Dalam kondisi normal, tambahnya, tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama.
"Namun, saat berpuasa, tubuh mulai membakar cadangan lemak untuk mendapatkan energi, proses ini disebut ketosis," kata dr Bayu dikutip dari laman MUI, Rabu (28/4/2025).
Kemudian, tambah Bayu, puasa dapat menginduksi autogafi, yaitu proses di mana sel-sel tubuh membersihkan diri dari komponen yang rusak, termasuk sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker.
Baca juga: Manfaat Puasa Senin Kamis dalam Segi MedisFakta tersebut merujuk pada studi yang dilakukan oleh pemenang Nobel Kedokteran 2016, Yoshinori Ohsumi.
Studi tersebut menunjukkan bahwa autofagi dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker.
"Studi oleh Yoshinori Ohsumi (pemenang Nobel Kedokteran 2016) menunjukkan bahwa autofagi dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker," jelasnya.
(est)