LANGIT7.ID-, Jakarta- - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kembali menggelar Program Safari Ramadhan. Diberi tajuk "Basuh Luka Palestina”, safari Ramadhan kali ini akan menghadirkan ulama dari Palestina.
Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kondisi di Gaza dan Palestina. Program yang berlangsung selama 20 hari di enam provinsi akan menghadirkan enam ulama dari Palestina.
“Setiap provinsi akan diisi oleh satu Syekh. Jadi satu provinsi satu syekh selama 20 hari, kalo satu hari itu tiga titik, maka selama 20 hari itu 60 titik ya," ujar Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim.
Para Syekh tersebut akan memberikan pemaparan mengenai kondisi terkini di Gaza, termasuk perkembangan perjanjian gencatan senjata yang telah memasuki tahap kedua.
Baca juga:
Mengganti Puasa dengan Fidyah: Perbedaan Tafsir pada Surat Al-Baqarah Ayat 184Dia menjelaskan misi yang dilakukan para Syekh ini yaitu menjelaskan situasi terakhir di Gaza maupun di Palestina secara umum terkait dengan pelaksanaan perjanjian gencatan senjata yang dilakukan selama 3 tahap ini.
Dia mengatakan telah disaksikan bersama selalu ada pengkhianatan-pengkhianatan, korban juga sudah ada. Bahkan beberapa hari yang lalu Tepi Barat, Hebron kemudian juga diserang oleh Israel.
“Dan hari ini saya mendapatkan berita bahwa pasukan Israel sudah menyiapkan diri untuk melakukan serangan berikutnya. Serangan lagi. Nah ini kan pengkhianatan," ungkapnya.
MUI menegaskan pentingnya dukungan penuh dari masyarakat Indonesia untuk Palestina, baik dari sisi kemanusiaan, politik, maupun diplomasi.
"Oleh karena itu melihat situasi yang seperti ini maka waktunya kita untuk terus memberikan dukungan penuh kepada Gaza, kepada Palestina secara umum. Dari sisi kemanusiaan, dari sisi politik, dari sisi diplomasi harus kita perjuangkan," kata Prof Sudarnoto.
Selain itu, Safari Ramadhan ini difokuskan untuk menggalang bantuan kemanusiaan bagi Gaza dan inilah yang perlu dijelaskan para ulama tersebut di 60 titik. Melalui kegiatan ini diharapkan dan didorong supaya masyarakat, jamaah, kalau di masjid atau masyarakat pada umumnya, terus memberikan dukungan, donasi kemanusiaan untuk Gaza.
“Nah, nanti itu diserahkan ke Baznas, kemudian nanti diproses lebih lanjut untuk diberikan sebagai bantuan kepada Gaza maupun Palestina," jelasnya.
Menurut Prof Sudarnoto, tahap kedua gencatan senjata sangat krusial karena Israel diduga sedang bersiap untuk kembali menyerang. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk lembaga filantropi, untuk bersatu dalam mendukung perjuangan kemanusiaan bagi Palestina.Tahap ini sekarang sudah gencatan senjata tahap pertama selesai, sekarang masuk tahap kedua.
MUI juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BKSAP DPR RI dan Kementerian Luar Negeri, untuk menggalang dukungan yang lebih luas melalui konsolidasi nasional. Gerakan ini bukan hanya inisiatif MUI, BAZNAS, atau LAZISMU secara terpisah, tetapi dilakukan secara bersama-sama. Kick-off dan peresmian program ini telah dilaksanakan di Kementerian Luar Negeri.
“Saya sendiri dengan Buya Sekjen hadir di acara itu, saya juga diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutannya," terang Prof Sudarnoto.
Dia berharap momentum Ramadhan ini dapat dimanfaatkan untuk menyatukan gerakan filantropi di Indonesia dalam mendukung Palestina. "Jadi ini momentum Ramadan khusus untuk BAZNAS dan MUI galang dana pada isu yang sama,” tutur dia.
Dia juga menegaskan lembaga filantropi-filantropi yang jumlahnya ratusan itu juga sama, nanti kita akan cari waktu satu hari yang sama, bergerak bersama untuk Gaza dan Palestina.
(ori)