LANGIT7-Gresik,- - Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto mengatakan, hingga kini sudah menyerap gabah petani seharga Rp 6.500 per kilogram di seluruh Indonesia.
Hingga kini sudah 300 ribu ton lebih penyerahan gabah oleh Bulog. "Dan kami targetkan hingga April bisa mencapai 3 juta ton gabah petani yang bisa kami serap," tuturnya di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jumat (14/3/
Bulog berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perintah penyerapan gabah petani. "Kita ini kan penugasan, kalau diperintah 3 juta ton ya kami akan jalankan 3 juta ton," tambahnya.
Tentunya dengan langkah ini, petani bisa menikmati hasil dari jerih payahnya. "Kita bersaing, kalau petani merasa diuntungkan menjualnya ke Bulog, silahkan dijual ke Bulog. Kita akan bantu petani. Penting dari kebijakan ini adalah kesejahteraan petani, " tandasnya
Sementara itu, petani mengaku senang dengan harga gabah Rpp 6.500 per kilogram. Harga itu benar-benar diterapkan Bulog untuk menyerap seluruh hasil panen petani sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memantau langsung pembelian gabah petani oleh Bulog di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Turut hadir Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto dan Pemimpin Perum Bulog Kanwil Jatim, Langgeng Wisnu A.
Di hadapan Mentan dan para undangan, Supaji, salah satu petani setempat mengaku senang karena gabah seluruh petani di desa itu sudah dihargai dengan layak.
"Terima kasih, kami akhirnya bisa mendapatkan keuntungan lebih dari hasil penjualan ini," katanya.
Supaji (52) tahun mengaku selama ini gabah dihargai Rp 5.800 hingga Rp 6.100 per kilogram. Sehingga dia dan petani lain mendapatkan keuntungan yang sangat mepet.
"Biaya pertanian ini terlalu besar kalau dihargai rendah, kami hanya cukup untuk mencukupi biayanya tidak mendapatkan apa-apa," jelasnya.
Supaji mengaku memiliki beberapa lahan garapan. Lahan milik pribadi hanya seperempat hektar, sementara lahan lainnya dia sewa tahunan.
Produksinya lumayan banyak. "Untuk seperempat hektar bisa menghasilkan 2,35 ton sekali panen," tuturnya.
Di desa itu, lahan pertanian seluas 170 hektar. Produksi bisa mencapai 8 hingga 9 ton per hektar. Produksi yang sangat tinggi dan merupakan salah satu desa penghasil padi yang sangat besar di Jawa Timur.
Menteri Amran dalam kesempatan itu berterima kasih pada para petani yang sudah menjaga produksi padinya. Dengan begitu tujuan pemerintah untuk ketahanan pangan nasional bisa tercapai.
"Mohon dijaga ini. Karena di negara lain sedang kesulitan beras. Di Jepang harganya bisa mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram," ungkapnya.
(ori)