LANGIT7.ID-, Malang- - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengajak seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melestarikan warisan budaya tak benda bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, serta menjaga proses regenerasi demi kemajuan UMM ke depan.
“Ini adalah momentum untuk saling memaafkan, mencairkan hubungan yang kurang harmonis selama setahun ke belakang,” katanya saat ceramah di acara halal bihalal di UMM, Kamis (10/4/2025).
Muhadjir menekankan bahwa Halal Bihalal merupakan tradisi elegan yang menjadi wahana silaturahmi untuk mencairkan hubungan kekeluargaan yang mungkin telah membeku.
Ia menyebut, meskipun tidak disebut secara eksplisit dalam Al-Qur’an, esensi Halal Bihalal dapat ditemukan dalam nilai-nilai takwa, seperti berderma, mengelola amarah, dan saling memaafkan, sebagaimana tercermin dalam ayat-ayat suci.
Baca juga:
Khofifah Bangga dan Apresiasi 33 Siswa SMA Khadijah yang Lolos PTN Jalur PrestasiMuhadjir juga mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks hutang-piutang dan saling memaafkan sebagai bentuk pengelolaan emosi yang bijak.
“Kita punya hutang dosa satu sama lain. Momentum Halal Bihalal ini adalah kesempatan untuk saling memaafkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran UMM sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di bawah Muhammadiyah yang telah berusia 61 tahun. Dengan puluhan ribu alumni dan ratusan tenaga pendidik serta karyawan, UMM menjadi tumpuan hidup bagi puluhan ribu orang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“UMM adalah ladang amal jariah. Siapa pun yang berkontribusi di sini telah menanamkan kebaikan yang pahalanya terus mengalir,” ungkap Muhadjir.
Ia juga mengapresiasi proses regenerasi yang dinamis di UMM, yang terlihat dari banyaknya wajah baru di antara dosen dan staf.
“Saya sudah tidak mengenal banyak dosen muda di sini, dan itu adalah tanda bahwa regenerasi berjalan dengan baik,” katanya sambil tersenyum.
Muhadjir berpesan agar UMM terus dijaga dan dikembangkan sebagai institusi akademik yang disegani, tidak hanya di lingkungan Muhammadiyah, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
Acara ini turut dimeriahkan dengan tausiah dari tokoh senior UMM, Imam Suprayogo, yang berbagi pengalaman dan refleksi atas perjalanan panjang UMM. Dalam tausiahnya, Imam mengungkapkan kebanggaannya melihat perkembangan UMM yang melebihi ekspektasi.
“Dulu, tulisan ‘Universitas Muhammadiyah Malang’ lebih besar daripada gedungnya. Kini, UMM telah menjadi kampus yang luar biasa, bahkan disebut-sebut sebagai perguruan tinggi Islam terbaik di dunia,” kenangnya.
Imam juga menegaskan bahwa kunci kemajuan UMM terletak pada semangat berjuang dan berkorban, sebagaimana diajarkan oleh para pendahulu Muhammadiyah.
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah,” pesannya, mengutip jargon yang menginspirasi perjuangan di lingkungan persyarikatan.
(ori)