LANGIT7.ID-Bandung; Pepatah mengatakan, "Cinta datang dari perut lalu naik ke hati." Memang benar, makanan adalah bahasa universal yang menjembatani perbedaan budaya dan bahasa. Makanan memiliki kemampuan unik untuk menyatukan manusia, membangun koneksi, dan memfasilitasi pemahaman lintas budaya.
Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Thailand, Universitas Padjadjaran, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, dan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand, dengan dukungan dari Pemerintah Kota Bandung, menyelenggarakan acara “
Gastrodiplomacy Journey: Immersive Culinary Experiences of Indonesia and Thailand” di Pendopo Balai Kota Bandung pada 27 April 2025.
Acara ini menyoroti peran penting gastronomi sebagai alat diplomasi dan jembatan budaya. Acara dimulai dengan pembukaan resmi oleh Wali Kota Bandung, Bapak Muhammad Farhan, serta sambutan dari para alumni terhormat Unpad, yaitu Yang Mulia Ibu Siti Nugraha Mauludiah (Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia), Yang Mulia Bapak Prapan Disyatat, Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Republik Indonesia, dan Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita (Rektor Universitas Padjadjaran).
“Kementerian Luar Negeri meluncurkan “
Indonesia Gastrodiplomacy Series” pada tahun 2023, sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan peran gastronomi Indonesia sebagai alat diplomasi yang kuat, yang melampaui batas dan memupuk persatuan. Dengan merayakan tradisi kuliner Indonesia dan Thailand, kita tidak hanya menghormati warisan bersama, tetapi juga membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih dalam dan kontak antar masyarakat yang lebih dekat,” ujar Yang Mulia Siti Nugraha Mauludiah dalam keterangannya, dikutip Minggu (27/4/2025).
Dengan jumlah peserta yang melebihi 100 orang, termasuk perwakilan dari korps diplomatik, Kementerian teknis terkait, Universitas Padjadjaran, Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Thailand, dan Pemerintah Kota Bandung, acara ini menampilkan Gastrodiplomacy Talks dan Live Cooking Session. Sesi Gastrodiplomacy Talks memberikan wawasan dan pengalaman yang berharga tentang peran gastronomi dalam diplomasi, warisan kuliner, dan inovasi. Secara khusus, Kumtornpol Buapatch dari Thai Trade Center di Jakarta memaparkan mengenai inisiatif diplomasi kuliner Thailand yang proaktif di yang bertujuan untuk memperkenalkan makanan Thailand kepada dunia internasional. Selain itu, Helianti Hilman, pendiri Javara Indonesia, membahas upaya pelestarian tradisi pangan lokal dan praktik berkelanjutan. Fadly Rahman, sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran, memperkaya diskusi dengan analisis mengenai peran penting makanan dalam membentuk narasi budaya.
Para peserta terlihat menikmati demonstrasi memasak langsung (Live Cooking) yang dipandu oleh Chef Howard dari Jack Howard Dining, Chef Vilailak Nilkham dari Charm Thai, dan Chef Ilham dari Altero Bistronomie. Hidangan tradisional khas Indonesia dan Thailand juga turut meramaikan acara, disajikan oleh restoran seperti Calluna All Day, Sate Khas Abah, Thai Palace, dan Charm Thai. Setiap sajian kuliner menjadi bukti cita rasa, warisan, dan nilai-nilai bersama antara kedua negara yang penuh warna ini. Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi dari berbagai mitra termasuk Telkomsel, Torado Group, Ikatan Alumni Unpad (IKA Unpad), Ron 88, Javara, Jungle Land, dan lainnya.
Lebih dari sekadar perayaan kuliner, dalam acara ini juga digelar
one-on-one meeting session antara Universitas Padjadjaran dan perwakilan dari negara-negara tetangga untuk menjajaki potensi kolaborasi baik dari sisi akademik maupun budaya.
(lam)