LANGIT7.ID-Jakarta; Dalam lanskap industri reasuransi yang penuh tantangan, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menunjukkan kemampuan manajerial dan strategi bisnis yang efektif dengan meraih lonjakan laba signifikan sepanjang 2024. Perusahaan pelat merah tersebut mencatatkan laba standalone sebesar Rp143 miliar, melonjak lebih dari lima kali lipat dibandingkan perolehan tahun sebelumnya yang hanya menyentuh Rp28 miliar.
Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menyebut pencapaian ini sebagai indikator positif keberhasilan perusahaan dalam mengelola ketidakpastian pasar dan meningkatkan daya saing. “Indonesia Re secara standalone membukukan laba sebesar Rp143 Miliar, atau naik pesat dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp28 Miliar. Artinya, Indonesia Re berhasil membukukan lonjakan laba sekitar 511 persen di 2024,” kata Benny dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).
Peningkatan performa Indonesia Re tak hanya tercermin dari laba individual, namun juga terlihat dalam kinerja konsolidasinya. Indonesia Re Group mencatatkan laba sebesar Rp72,7 miliar, tumbuh lebih dari 28 persen dari angka Rp56 miliar yang dibukukan tahun 2023. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi sektor investasi yang terus membaik dan portofolio premi yang stabil.
Nilai total investasi Indonesia Re tercatat sebesar Rp6,93 triliun per akhir 2024, naik 8,5 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp6,38 triliun. Alokasi dana ke dalam instrumen-instrumen seperti deposito berjangka, surat utang negara, obligasi, dan reksadana diklaim mampu menghasilkan imbal hasil yang kompetitif meskipun pasar keuangan mengalami volatilitas tinggi.
Tak kalah penting, strategi underwriting juga memberi dampak positif. Premi konsolidasi meningkat menjadi Rp6,57 triliun, atau naik 1,9 persen secara tahunan dari Rp6,45 triliun pada 2023. Pertumbuhan juga terjadi pada premi netto yang mencapai Rp3,51 triliun, naik 3,52 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,39 triliun. Namun, seiring dengan pertumbuhan premi, beban klaim neto juga ikut meningkat menjadi Rp2,49 triliun, naik 15,1 persen dibandingkan Rp2,16 triliun pada 2023. “Kenaikan ini selaras dengan tren peningkatan frekuensi dan severity klaim di industri asuransi umum dan jiwa sepanjang 2024,” ucap Benny.
Meski demikian, Indonesia Re tetap mampu menjaga Rasio Tingkat Solvabilitas di angka yang aman, yakni 132,83 persen, sedikit lebih tinggi dari 132,65 persen di 2023. Stabilitas ini menjadi sinyal bahwa perusahaan mampu menjaga kewajiban jangka panjangnya meski belum mendapat tambahan permodalan dari pemerintah. “Keberhasilan mempertahankan rasio ini menunjukkan kemampuan Indonesia Re dalam menjaga kemampuannya untuk memenuhi kewajiban sekaligus menjaga kepercayaan mitra usaha dan pemangku kepentingan. Meskipun belum mendapatkan penguatan permodalan dari pemerintah,” ujar Benny.
Kinerja solid di tengah dinamika pasar ini menegaskan peran sentral Indonesia Re sebagai pemain penting dalam industri reasuransi nasional. Strategi yang bertumpu pada efisiensi operasional, optimalisasi investasi, serta penguatan premi menjadi kunci di balik capaian kinerja tahun buku 2024.
(lam)