LANGIT7.ID-Beijing; Luar biasa pencapaian petenis Indonesia Janice Tjen. Ia benar benar melakukan perjalanan meteornya dari peringkat 371 ke pentas utama turnamen elit China Open dalam waktu singkat.
Itulah narasi menakjubkan Janice Tjen. Kemenangannya atas Viktoriya Tomova di babak kualifikasi bukan sekadar tiket ke main draw, tetapi bukti konsistensinya yang luar biasa. Catatan WTA mengungkap fenomena ini: sebelum tampil di US Open, petenis Indonesia ini telah memenangi 45 dari 50 pertandingan terakhirnya, meraih enam gelar ITF, dan melesat lebih dari 200 peringkat. Beijing adalah panggung berikutnya yang membuktikan bahwa lonjakannya bukanlah kebetulan.
Momentum Berantai yang Sempurna
Janice Tjen sedang berada dalam momengolden run. Kariernya bagai bola salju yang terus menggelinding membesar. Baru saja menjadi runner-up di WTA Sao Paulo yang mengantarnya ke puncak baru (peringkat 103), ia langsung melanjutkan momentum dengan melibas unggulan ke-10 kualifikasi China Open. Kemenangan itu tidak hanya meloloskan dirinya, tetapi juga mendorong peringkatnya naik lagi ke posisi 102. Setiap pekan, ia menorehkan sejarah baru, membawa energi segar bagi tenis Indonesia di kancah yang paling bergengsi.
Analisis Kemenangan yang Cerdas
Kemenangan Janice Tjen di babak kualifikasi China Open adalah sebuah masterclass dalam efisiensi dan ketenangan.Dia tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi kecerdasan membaca permainan. Statistik pertandingan berbicara jelas: ia mendominasi dengan memanfaatkan enam dari 15 peluang break point, servis pertamanya lebih akurat (69%), dan ia melakukan lebih sedikit kesalahan (hanya tiga double faults). Ini adalah tanda petenis yang matang, yang mampu mengontrol permainan dan menekan lawan secara konsisten dari garis baseline.
Melangkah ke dunia elite dengan lolos ke babak utama China Open,Janice Tjen tidak lagi sekadar peserta kualifikasi. Dia kini masuk dalam arena yang sama dengan para raksasa tenis dunia seperti Iga Swiatek, Coco Gauff, dan bintang tuan rumah Zheng Qinwen. Ini adalah WTA kedua dalam kariernya, namun levelnya jauh lebih tinggi. Pencapaian ini menandai transisinya dari juara turnamen ITF menjadi pesaing serius di tingkat WTA 1000, level turnamen terberat setelah Grand Slam.(*/saf/wtatennis)
(lam)