LANGIT7.ID–Jakarta; Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menerima kunjungan dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Pusat yang dipimpin oleh Ketua Umum Wilianto Tanta, di Gedung Kementerian Kebudayaan. Pertemuan ini menjadi ruang dialog terbuka mengenai peran masyarakat Tionghoa dalam pelestarian kebudayaan nasional dan upaya memperkuat nilai-nilai kebinekaan melalui kegiatan budaya, termasuk perayaan Imlek Nasional yang akan datang.
Menbud Fadli Zon memberikan apresiasi atas kiprah PSMTI sebagai organisasi yang memayungi masyarakat Tionghoa di Indonesia yang aktif menjaga semangat persatuan dalam bingkai kebudayaan Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Ketua Umum PSMTI, Wilianto Tanta, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan terhadap komunitas Tionghoa. Ia turut menyampaikan rencana besar perayaan Imlek yang bertujuan untuk mempererat kebersamaan dan merangkul seluruh elemen masyarakat. “Dalam rangka Imlek bersama, kami siap berkolaborasi dengan berbagai komunitas Tionghoa di seluruh Indonesia guna menyatukan seluruh marga dalam satu semangat persaudaraan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (5/11/2025).
Rencananya, perayaan Imlek tersebut akan diselenggarakan pada Januari mendatang di Lapangan Banteng dan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Kami berharap dukungan dari Kementerian Kebudayaan agar perayaan Imlek ini dapat menjadi simbol persatuan bangsa, perayaan budaya yang inklusif tanpa memandang agama atau suku,” tambah Wilianto. Lahir pasca reformasi 1998, PSMTI menjadi wadah pemersatu seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Saat ini, PSMTI telah memiliki perwakilan di 37 provinsi dan 308 kota/kabupaten, dengan berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSMTI, Hasan Karman, menegaskan bahwa PSMTI memandang perayaan Imlek sebagai bagian dari warisan budaya, bukan hanya tradisi keagamaan. “PSMTI ingin menjadi wadah pemersatu perayaan Imlek bagi semua kalangan. Kami bicara tentang Tionghoa dalam konteks 100% Indonesia. Dengan kepengurusan yang tersebar di setiap provinsi, PSMTI terbuka untuk memberikan informasi mengenai akulturasi kebudayaan di Indonesia, baik secara eksklusif maupun inklusif. Banyak hal yang dapat dipelajari untuk memperkaya pengetahuan terkait khazanah budaya Indonesia, dan PSMTI siap menjadi sumber referensi yang komprehensif dalam hal tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menbud Fadli turut menyoroti program-program sebelumnya, seperti Pameran Kongsi di Museum Nasional Indonesia, yang menampilkan akulturasi budaya Tionghoa dan budaya lokal. Pameran kedua rencananya akan digelar pada 2026 dengan koleksi berbeda dan kurasi khusus. Selain itu, Menbud Fadli juga mengungkapkan rencana pembentukan Rumah Budaya Indonesia di Tiongkok, sebagai upaya mempererat hubungan kebudayaan dua negara. Ia juga mendorong PSMTI untuk aktif dalam kegiatan pelestarian budaya lintas etnis di tingkat nasional.
Turut hadir dalam pertemuan ini, di antaranya jajaran pengurus PSMTI; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyitoh Annisa Ramadhani Alkatiri; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; dan Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja.
Menutup pertemuan, Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan siap memfasilitasi kerja sama lebih lanjut, khususnya Perayaan Imlek Nasional 2026. Menbud Fadli Zon juga menekankan kesiapan Kementerian Kebudayaan untuk mendukung kegiatan PSMTI melalui sistem kolaborasi, termasuk melibatkan sektor swasta atau
public private partnership.
Kementerian Kebudayaan terus membuka ruang dialog dan kerja sama dengan berbagai komunitas, termasuk PSMTI, dalam rangka memperkaya khazanah budaya bangsa dan memastikan kontribusi seluruh kelompok masyarakat, termasuk masyarakat Tionghoa. Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya untuk menjadi fasilitator dalam setiap langkah kolaboratif, baik melalui program budaya, pameran, maupun kerja sama lintas sektor, demi mewujudkan Indonesia yang bersatu dalam keberagaman dan kaya akan budaya.
(lam)