LANGIT7.ID–Jakarta; Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menghadiri Konser Pandangan Pertama Tribute to A. Rafiq yang diselenggarakan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada keluarga besar A. Rafiq atas inisiatif penyelenggaraan konser yang bukan hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga menjadi momentum penting dalam mengenang perjalanan musik sang legenda dangdut Indonesia.
“Kementerian Kebudayaan sangat mengapresiasi dan mendukung konser ini. Dangdut adalah musik yang sangat penting dan asli Indonesia. Tentu ada pengaruh dan akulturasi dari berbagai tempat, tapi musik dangdut adalah musik asli Indonesia. Mudah-mudahan ke depan kita bisa daftarkan ini sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO,” tutur Menbud dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).
Sosok A. Rafiq, lanjut Menbud, merupakan ikon penting dalam perjalanan musik dangdut Indonesia. Melalui karya-karyanya, baik sebagai penyanyi, pencipta lagu, maupun aktor, A. Rafiq telah meninggalkan jejak mendalam dalam dunia hiburan Tanah Air. “Sosok A. Rafiq adalah ikon yang sangat penting dalam perjalanan musik dangdut di Indonesia. Karya-karyanya luar biasa dan telah memberi kontribusi serta inspirasi besar, terutama bagi generasi-generasi sebelumnya,” ungkapnya.
Lebih jauh, Menbud juga menyoroti potensi besar musik dangdut untuk menjadi kekuatan budaya global. Ia mengajak masyarakat dan insan musik untuk bersama-sama menjadikan dangdut sebagai “gelombang budaya” yang membanggakan Indonesia di mata dunia. “Mudah-mudahan kita bisa menciptakan
dangdut wave atau gelombang dangdut. Ke depan, jangan hanya musik Korea saja yang kita nikmati, namun dunia juga harus menikmati dangdut kita. Setuju?,” seru Menteri Fadli, disambut riuh tepuk tangan penonton.
Dalam kesempatan yang sama, Fahd A. Rafiq mewakili keluarga besar A. Rafiq menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan pemerintah terhadap konser ini. “Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintahan Bapak Presiden Prabowo yang telah mengutus Pak Menteri Fadli untuk mendukung dan memberikan penghargaan. Terima kasih juga kepada para senior yang hadir dan membantu membesarkan musik Indonesia, seperti H. Rhoma Irama, Umi Elvy Sukaesih, Mansyur S., Jaja Miharja, Kaka Slank, dan sekitar 70 artis yang hadir malam ini,” ujar Fahd A. Rafiq.
Konser Pandangan Pertama Tribute to A. Rafiq menampilkan pertunjukan megah yang menghadirkan aransemen orisinil khas A. Rafiq, mulai dari dari cengkok, hentakan kendang, denting suling, hingga orkes dangdut penuh energi. Penonton diajak bernostalgia ke masa keemasan dangdut melalui lagu-lagu legendaris A. Rafiq, seperti
Dari Mata Turun ke Hati, Ada-Ada Saja, Paris Berantai, Milikku 2, Tercantik di Dunia, hingga lagu ikonik
Pandangan Pertama.
Dengan menampilkan kolaborasi lintas generasi dari Rhoma Irama, Mansyur S., Kaka Slank, Cici Faramida, Elvy Sukaesih, Nassar, Nelly Agustin, Sony Septian, Elma Theana, hingga El Corona, konser Pandangan Pertama tidak hanya menjadi ajang penghormatan bagi sang legenda, tetapi juga wadah diplomasi budaya yang menegaskan posisi dangdut sebagai bagian dari
world music—warisan musik Indonesia yang bergaung hingga ke mancanegara. Lebih dari itu, konser ini turut memperkuat langkah Indonesia dalam mengusulkan dangdut sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia kepada UNESCO.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli turut menyerahkan Sertifikat Penghargaan Kementerian Kebudayaan kepada mendiang A. Rafiq, yang diterima oleh pihak keluarga, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi, karya, dan kontribusinya dalam perkembangan musik dangdut Indonesia.
Turut hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari; Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Komunikasi Publik, M. Asrian Mirza, serta Kepala Balai Media Kebudayaan, Abu Chanifah.
Menutup sambutannya, Menbud Fadli menegaskan bahwa dukungan negara terhadap dangdut sejalan dengan amanat konstitusi dalam memajukan kebudayaan nasional. “Gelombang dangdut ini harus berkontribusi bagi peradaban dunia, karena sebagaimana amanah Pasal 32 Ayat (1) UUD 1945, negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Jadi budaya kita, termasuk dangdut, harus berkontribusi bagi dunia,” pungkas Menteri Fadli.
(lam)