LANGIT7.ID-Sumbar; Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera pada akhir November 2025 membawa dampak luas bagi ribuan warga yang kini harus bertahan di posko dengan kondisi serba terbatas. Di tengah situasi itu, pemerintah pusat bergerak cepat memastikan kebutuhan dasar, terutama pangan, tetap aman.
Menko Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas, menjadi salah satu pejabat yang langsung turun ke lapangan. Pada 28–30 November 2025, ia terjun ke Sumatera Barat dan beberapa titik terdampak lain untuk meninjau lokasi banjir, berdialog dengan warga, hingga memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. Kedatangannya disambut haru oleh masyarakat yang selama berhari-hari menghadapi keterbatasan logistik dan akses distribusi yang terputus.
Dalam kunjungan tersebut, Zulhas menegaskan bahwa negara tidak boleh terlambat hadir pada saat rakyat membutuhkan. “Kami hadir secepat mungkin karena keselamatan dan kebutuhan warga adalah prioritas utama. Pemerintah tidak boleh menunggu laporan—kami harus memastikan langsung apa yang benar-benar terjadi di lapangan,” ujarnya saat meninjau salah satu posko di Sumatera Barat, dikutip Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Zulkifli Hasan Tinjau Rumah Warga Hanyut di Sumatera, Janji Bantu Modal Usaha dan Pembangunan Hunian BaruDi beberapa daerah yang paling sulit dijangkau, Zulhas memilih berjalan masuk ke wilayah banjir bersama tim lapangan dan pemerintah daerah. Ia berbicara langsung dengan warga yang mengeluhkan minimnya akses air bersih, distribusi pangan tersendat, hingga terbatasnya stok dapur umum. Pendekatan ini menurutnya krusial agar keputusan penanganan bencana benar-benar sesuai kondisi riil di lapangan dan tidak hanya berdasarkan data atas kertas.
Salah satu instruksi paling penting dari Menko Pangan adalah menggandakan suplai pangan untuk wilayah terdampak. Putusnya jalur transportasi membuat risiko kelangkaan sangat tinggi. Pemerintah kemudian memerintahkan Bulog mengirimkan suplai dua kali lipat dari biasanya—dari 1.000 ton beras menjadi 2.000 ton, lengkap dengan minyak goreng, gula, tepung, serta kebutuhan dasar lainnya.
Selain itu, pemerintah juga mengirim bantuan berupa paket keluarga, makanan siap saji, selimut, perlengkapan tidur, kebutuhan anak dan lansia, hingga air mineral. Distribusi dilakukan secara terkoordinasi dengan pemda agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.
Upaya pemulihan jangka panjang juga menjadi perhatian utama. Banyak warga kehilangan rumah akibat banjir bandang, mulai dari rusak sedang, rusak berat, hingga hanyut terbawa arus. Pemerintah daerah diminta melakukan pendataan menyeluruh sebagai dasar penentuan mekanisme bantuan selanjutnya—mulai dari perbaikan, pembangunan kembali, hingga relokasi untuk wilayah rawan bencana ulang.
Dalam kesempatan lain, Zulhas menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan warga bisa kembali bangkit setelah masa darurat berlalu. “Tidak hanya bantuan hari ini, pemulihan jangka panjang juga harus berjalan. Negara harus memastikan warga bisa kembali hidup dengan aman, punya tempat tinggal, dan mendapat akses pangan yang stabil,” tuturnya.
Langkah cepat dan terukur ini menjadi bukti bahwa pemerintah ingin memastikan proses penanganan bencana berjalan menyeluruh, mulai dari respons darurat hingga pemulihan pascabencana. Dengan suplai pangan yang digandakan dan pendataan rumah rusak yang dipercepat, pemerintah berharap pemulihan di wilayah Sumatera dapat berlangsung lebih cepat dan tepat sasaran.
(lam)