Langit7, Jakarta -  Koi sering menjadi peliharaan para pehobi ikan untuk menambah nuansa kecantikan di kolam mereka. Ikan asal Jepang ini dipilih karena keindahan corak dan warnanya yang beragam.
Hal itu menjadikan peminat ikan yang disebut sebagai simbol cinta dan persahabatan ini terus meningkat. Sehingga tidak sedikit orang yang memanfaatkan ikan koi untuk dibudi dayakan, karena memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.
Di Jember sendiri, berdasarkan data Dinas Perikanan Jember, perputaran ekonomi dalam dunia perkoian ditaksir mencapai Rp150 miliar. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa Jember sering disebut sebagai sentra ikan koi.
Baca juga: BUMDes dan Desa Wisata Ikon Pemulihan Ekonomi PascapandemiApalagi pertumbuhan pebudi daya baru juga terus bertambah. Diikuti dengan pengembangannya yang juga turut meningkatkan ekonomi daerah.
![Prospek Bisnis Menggiurkan Budi Daya Koi]()
Jember mulai menunjukkan tajinya di bidang perkoian, terbukti banyak sekali pebudi dayanya yang sukses mencetak koi dengan kualitas kontes.
Seperti Fauzi Ilham yang merupakan pebudi daya sekaligus pehobi koi. Dia mengaku, terjun ke dunia perkoian sejak 2002 silam.
Mantan Ketua Jember Koi Club 2017-2019 ini mengatakan, Jember memiliki sumber air yang melimpah, sehingga cocok untuk berkutat di bidang perikanan.
"Saya merupakan kaum sarungan. Biar pun begitu, tapi bisa berbuat banyak terhadap umat manusia, masyarakat dan juga dengan alam melalui budidaya koi," ujarnya dikanal Youtube Seputar Ikan.
Baca juga: Festival Muslima 2021 Hidupkan Bisnis Fesyen di Tengah PandemiSelain disibukkan mengurus ikan-ikannya, dia juga merupakan pengurus pondok pesantren dan pengasuh para santri. Di mana Fauzi juga turut memberdayakan santrinya untuk bisa mandiri di bidang perikanan.
"Di Jember ini peran pondok pesantren memiliki kepedulian terhadap pelestarian alam, khususnya di bidang pertanian," katanya.
![Prospek Bisnis Menggiurkan Budi Daya Koi]()
Tercetusnya Jember sebagai sentra koi berawal ketika dia masih menjabat sebagai Ketua Jember Koi Club. Di mana dari kontes yang diadakannya, mampu menjadikan daya tarik tersendiri, sehingga melahirkan para pebudi daya dan pehobi baru.
Menurutnya, hal itu bisa terwujud juga karena bantuan dari pihak terkait, seperti Pemerintah Kabupaten dan Perguruan Tinggi di Jember.
"Melalui budi daya ini juga bisa menjadi media dakwah, sekaligus penyelamat di masa pandemi Covid-19. Karena ternyata bisnis ini tidak terpengaruh oleh krisis," katanya.
Baca juga: Inovasi dan Kualitas Rasa Omah Jenang, Antarkan Produknya hingga MancanegaraKe depan, lanjut Fauzi, dia berencana untuk terus mengembangkan budi daya koinya. Menurutnya, budi daya koi yang mulai banyak dilakukan masyarakat akan mengurangi tingkat ancaman pasar kapital.
"Gejala industrialisasi dan kapitalisasi yang berlebihan ini harus dihadapi dengan keterbukaan pasar, termasuk informasi yang sifatnya agak transparan. Sehingga pengetahuan, jaringan, dan pemasaran juga bisa diakses oleh masyarakat pebudi daya di pelosok," tambahnya.
(zul)