LANGIT7.ID, Jakarta - Bangunan Masjid Agung Djenne yang berada di wilayah Mali Afrika tampak unik, karena dibuat dari lumpur. Menariknya, rumah ibadah ini kembali dibangun satu tahun sekali setiap perayaan Crépissage.
Melansir
BBC Indonesia, masjid ini terletak di pedalaman gersang Gurun Sahara yang panas. Masjid Agung Djenne memiliki struktur yang menarik, bahkan dapat menampung hingga 3.000 jamaah.
Dengan tinggi hampir 20 meter dan dibangun di atas lahan sepanjang 91 meter, masjid ini berbahan baku lumpur. Gaya bangunannya memiliki ciri khas plesteran batako dan perancah kayu.
Masjid Agung memiliki tiga menara yang khas, dengan ratusan batang pohon palem, yang dikenal sebagai toron, menonjol keluar dari dinding bangunan.
Setelah mengunjungi tempat ini pada awal 1900-an, dengan penuh semangat, jurnalis Perancis Félix Dubois menggambarkan masjid itu sebagai persilangan antara bentuk landak dan organ gereja.
Masjid Agung tetap sejuk bahkan selama hari-hari terpanas. Sebuah kisi dari 90 kolom kayu menopang atap dan dinding, yang menginsulasi sengat panas matahari.
Atapnya memiliki beberapa bukaan yang memungkinkan aliran udara segar masuk saat musim kemarau, tetapi dapat ditutup dengan penutup terakota selama musim hujan.
Struktur bangunannya membutuhkan penguatan setiap tahunnya karena musim hujan. Meski kembali direkonstruksi ulang, tetap ada sedikit perubahan kondisi masjid.
(bal)