kalender Kamis, 13 November 2025
7

Al-Ahqaf

(Bukit Pasir - 35 Ayat)

وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۙ هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌۗ

Dan apabila mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, orang-orang yang kafir berkata ketika kebenaran itu datang kepada mereka, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Juz ke - 26
Tafsir
  Dan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, yang bertebaran di dalam kitab suci Al-Qur’an orang-orang yang kafir yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya berkata ketika kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an itu datang kepada mereka, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Ayat ini menerangkan sikap orang-orang musyrik ketika Rasulullah saw membacakan ayat-ayat Al-Quran kepada mereka. Mereka mengatakan bahwa ayat-ayat Al-Quran itu adalah sihir yang dibacakan oleh tukang sihir, yaitu Muhammad saw. Menurut mereka, tukang sihir memang biasa mengada-adakan kebohongan dan menyihir orang lain untuk mencapai maksudnya. Dalam ayat yang lain diterangkan tuduhan orang-orang musyrik terhadap Al-Quran bahwa Al-Quran adalah mimpi yang kacau yang diada-adakan, dan Muhammad saw adalah seorang penyair. Allah berfirman: Bahkan mereka mengatakan, (Al-Quran itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu. (al-Anbiya/21: 5) Orang-orang musyrik menuduh Muhammad sebagai tukang sihir karena menurut mereka, Abu al-Walid bin al-Mugirah pernah disihirnya. Karena pengaruh sihir itu, ia menyatakan kekagumannya terhadap ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan Rasulullah saw kepadanya. Kisah ini bermula ketika pada suatu waktu, sebelum Rasulullah saw hijrah ke Medinah, para pemimpin Quraisy berkumpul untuk merundingkan cara menundukkan Rasulullah. Setelah bermusyawarah, akhirnya mereka sepakat mengutus Abu al-Walid, seorang sastrawan Arab yang tak ada bandingannya waktu itu untuk datang kepada Rasulullah, meminta kepada beliau agar berhenti menyampaikan risalahnya. Sebagai jawaban, Rasulullah membaca Surah 41 (Fussilat) dari awal sampai akhir. Abu al-Walid terpesona mendengar bacaan ayat itu; ia termenung memikirkan ketinggian isi dan keindahan gaya bahasanya. Kemudian ia langsung kembali kepada kaumnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Rasulullah. Setelah Abu al-Walid kembali, ia ditanya oleh kaumnya tentang hasil usahanya. Mereka heran, mengapa Abu al-Walid bermuram durja. Abu al-Walid menjawab, Aku telah datang kepada Muhammad dan ia menjawab dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran kepadaku. Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Tetapi perkataan itu bukanlah syair, bukan sihir, dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Quran itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah, susunan kata-katanya runtun dan enak didengar. Al-Quran itu bukanlah kata-kata manusia. Ia sangat tinggi dan tidak ada yang dapat menandingi keindahan susunannya. Mendengar jawaban Abu al-Walid itu, kaum Quraisy menuduhnya telah berkhianat dan cenderung tertarik kepada agama Islam karena telah terkena pengaruh sihir Nabi Muhammad. Dari sikap Abu al-Walid setelah mendengar ayat-ayat Al-Quran dan sikap orang-orang musyrik Mekah itu kepada Abu al-Walid, dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya hati mereka telah mengakui kebenaran Al-Quran, telah mengagumi isi dan gaya bahasanya, namun ada sesuatu yang menghalangi mereka untuk mengucapkan dan menyatakan kebenaran itu. Abu al-Walid seorang yang mereka banggakan keahliannya dalam sastra dan bahasa Arab selama ini, tidak berkutik sedikit pun dan terpesona mendengarkan ayat-ayat Al-Quran. Bagaimana halnya dengan mereka yang jauh lebih rendah pengetahuannya dari Abu al-Walid? Karena tidak ada satu alasan pun yang dapat mereka kemukakan, dan untuk menutupi kelemahan mereka, maka mereka langsung menuduh bahwa Al-Quran adalah sihir yang berbentuk syair, dan Muhammad itu adalah tukang sihir yang menyihir orang dengan ucapan-ucapan yang berbentuk syair. Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa sebab-sebab yang mendorong orang musyrikin tidak mau mengakui kebenaran Al-Quran sekalipun hati mereka sendiri telah mengakuinya, ialah kefanatikan mereka terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Allah berfirman: Bahkan mereka berkata, Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka. (az-Zukhruf/43: 22). Di samping kefanatikan kepada ajaran nenek moyang, mereka juga khawatir akan kehilangan kedudukan sebagai pemimpin suku atau kabilah, jika mereka menyatakan isi hati mereka yang sebenarnya terhadap kebenaran risalah Nabi Muhammad.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Ahqaf
Surat Al Ahqaaf terdiri dari 35 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Jaatsiyah. Dinamai Al Ahqaaf (bukit-bukit pasir) dari perkataan Al Ahqaaf yang terdapat pada ayat 21 surat ini.
Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud a.s. telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya di Al Ahqaaf yang sekarang dikenal dengan Ar Rab'ul Khaali, tetapi kaumnya tetap ingkar sekalipun mereka telah diberi peringatan pula oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Akhirnya Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Hal ini adalah sebagai isyarat dari Allah kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka akan dihancurkan bila mereka tidak mengindahkan seruan Rasul.
  • Bagikan Artikel Ini :
Tafsir Al-Quran
right-1 (Desktop - langit7.id) right-2 (Desktop - langit7.id)
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 13 November 2025
Imsak
03:56
Shubuh
04:06
Dhuhur
11:40
Ashar
15:01
Maghrib
17:52
Isya
19:04
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan