home edukasi & pesantren

Anak Tukang Kuli Panggul dan Jual Kopi Keliling Lolos Diterima di Fakultan Hukum Universitas Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 04:30 WIB
Anak Tukang Kuli Panggul dan Jual Kopi Keliling Lolos Diterima di Fakultan Hukum Universitas Indonesia
LANGIT7.ID-Mandailing Natal; Kisah inspiratif dari siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Mandailing Natal. Adalah Herma Yulia namanya. Siapa yang menyangka, Yulia yang anak kuli panggul di pasar ini, bisa menorehkan kesuksesannya di pendidikan dengan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi( SNBP) 2025 dengan masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Kisah Yulia ini benar benar bikin bangga sekaligus haru bagi keluarganya. Tentu pula menjadi inspirasi anak anak Indonesia lainnya. Bahwa keterbatasan yang ada pada keluarga tidak menjadi hambatan bagi Yulia untuk menjadi siswi yang tekun dan fokus pada prestasi.

Herma yang duduk di kelas XII-IIS MAN 3 Madina adalah anak ke-4 dari pasangan Muhammad Gunung Simatupang (57) dan Misna Batubara (49). Sang ayah adalah seorang Kuli Pasar (Mengangkat Meja di Pasar) dan ibunya Penjual Kopi Keliling.

"Kami ada enam bersaudara. Dengan penghasilan orang tua yang tergolong minim harus menghidupi kami yang masih sekolah ini. Kakak dan abang sudah menikah, yang satunya masih kerja. Tinggal kami berdua yang sekolah," ucapnya saat diwawancarai di Madina, baru baru ini.

Meski demikian, gadis yang hobi memasak ini tidak menyurutkan semangatnya untuk bersekolah dan menggapai cita-cita masuk ke Perguruan Tinggi Negeri impian. Dia bersyukur, saat pengumuman SNBP pada 18 Maret 2025, nama Herma Yulia keluar dan dunyatakan lulus di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Hukum.

Diterima di Fakultas Hukum UI (FHUI) bukanlah hal mudah. Berdasarkan data SNBP 2024, 114 orang diterima melalui jalur SNBP dan keketatan PPKB (Penerimaan Pasca Kuliah Bersama) adalah 5,94%. Herma pun mengaku tidak menyangka namanya tercantum sebagai calon mahasiswa baru.

Ia mengaku sangat senang dapat mewujudkan impiannya menjadi mahasiswa UI, terutama di program studi favoritnya. "Perasaan saya campur aduk pada saat kelulusan itu. Saya senang karena tidak menyangka bisa lulus di Universitas Favorit saya. Di sisi lain, saya sedih membayangkan jawaban dari orangtua karena akan terhalang keadaan ekonomi,” ungkapnya.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya