home masjid

Menjahit Kasih dan Keadilan: Narasi Perempuan dalam Al-Qur'an

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 05:15 WIB
Kepemimpinan laki-laki bisa dimaknai sebagai struktur kerja sama, bukan hierarki patriarkal. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Di tengah riuh perdebatan publik soal kesetaraan gender, Al-Qur’an menawarkan kerangka yang kompleks, memadukan kasih sayang, peran kepemimpinan, dan keseimbangan hak-kewajiban. Ayat-ayatnya tidak lahir di ruang hampa; ia turun di tengah masyarakat Arab abad ke-7 yang memandang perempuan sebagai kelas kedua.

Transformasi yang dibawa Islam, menurut pakar tafsir Quraish Shihab dalam Wawasan al-Qur’an, adalah menjadikan perempuan subjek yang memiliki martabat dan hak hukum, sekaligus menetapkan struktur sosial yang dianggap sesuai dengan fitrah.

Dalam surah ar-Rum ayat 21, perempuan digambarkan sebagai “ketenteraman” bagi laki-laki. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya…”

Tafsir Al-Maraghi menjelaskan, ketenteraman ini bukan sekadar fisik, melainkan mencakup dukungan emosional dan spiritual. Ayat ini meletakkan fondasi relasi rumah tangga bukan pada dominasi, tetapi pada mawaddah (kasih) dan rahmah (sayang).

Baca juga: Nasaruddin Umar: Hampir Semua Tafsir Mengalami Gender Bias

Kepemimpinan Laki-laki, Bukan Superioritas Mutlak

Namun, relasi tersebut juga diikat oleh struktur kepemimpinan yang dipegang laki-laki, sebagaimana dalam an-Nisa’ ayat 34. “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…” Tafsir Ibn Katsir menyebut, kepemimpinan ini berlandaskan dua hal: tanggung jawab nafkah dan beban perlindungan.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya