LANGIT7.ID, Jakarta - Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an di mana umat Islam dianjurkan meningkatkan interaksi dengan Al-Qur'an. Keutamaan Al-Qur'an adalah menghadirkan ketenangan jiwa bagi pembaca dan pendengarnya.
Keutamaan utama membaca Al-Qur'an adalah memberikan syafa'at ketika hari kiamat. Al-Quran akan menjadi saksi dan pembela bagi pembacanya di hadapan Allah di mana pada hari itu tidak ada seorangpun pembela.
1. Membaca Al-Qur'an Membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar dapat mengisi kekosongan hati. Al-Qur'an adalah pelipur lara bagi hati yang gundah dan obat penenang bagi hati yang sedang gelisah. MembacaAl-Qur'an membuat hidup senantiasa dilimpahi berkah.
Membaca Al-Qur'an membuat merasa dekat dengan Allah dan meringankan kesedihan. Waktu terbaik membaca Al-Qur'an bagi jiwa adalah pada waktu sepertiga malam terakhir hingga setelah shalat Subuh.
Baca Juga: Kapan Malam Diturunkannya Al-Quran? Berikut Penjelasannya و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الْكَهْفِ وَعِنْدَهُ فَرَسٌ مَرْبُوطٌ بِشَطَنَيْنِ فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ فَجَعَلَتْ تَدُورُ وَتَدْنُو وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ مِنْهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Abu Ishaq dari Al Baraa` ia berkata; Ada seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi, sementara di sampingnya terdapat seekor kuda yang terikat dengan dua tali ikatan. Tiba-tiba ia dinaungi oleh gumpalan awan. Awan tersebut kemudian berputar-putar dan mendekat, hingga kuda itu pun lari. Ketika pagi, laki-laki itu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menuturkan hal itu kepada beliau, maka beliau pun bersabda: "Itulah As sakinah (ketenangan) yang turun bagi (pembaca) Al Qur`an." (HR Muslim).
2. Memahami dan Mentadabburi Kandungan Al-Qur'an dapat dipahami dengan benar bila mengerti tafsirnya. Selain membaca teks Arab, membaca terjemahan Al-Qur'an dapat membantu memahami kandungan ayat yang telah dibaca. Kandungan Al-Quran yang benar dapat diperoleh jika Al-Qur'an dipahami dengan membaca terjemahan dantafsir, yang ditulis oleh para mufassir.
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada.
Adapun orang Fajir yang membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap. (HR Bukhari).
3. Menghafal Al-Qur'anMenghafal Al-Qur'an ibarat menyimpan kata-kata ilahi di dalam hati. Menghafal Al-Qur'an bermanfaat untuk penguat jiwa. Seorang penghafal Al-Qur'an tidak akan merasa sendiri karena kalam-kalam Allah bersemayam dalam dadanya.
Selain itu, menghafal Al-Qur'an membuat kita merasa sangat dekat dengan Allah. Bagi penghafal, sudah secara otomatis memaknai kehidupan dunia, melihat berbagai fenomena dan peristiwa sebagaimana yang tertera dalam ayat-ayat Allah.
4. Perbanyak Mendengar Bacaan Al-Qur'an Memperbanyak mendengar bacaan Al-Quran membuat jiwa kuat, entah itu saat berkendara, sendirian di dalam kamar, dan sebagainya. Hendaklah orang-orang bersikap tenang sewaktu Al-Quran dibacakan, sebab di dalam ketenangan itulah mereka dapat merenungkan isinya.
Surat Al-A'raf ayat 204:
Baca Juga: Berikut 10 Masjid yang Gelar Shalat Tarawih 1 Juzوَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.
5. Melaksanakan Isinya Allah menurukan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan merupakan bimbingan bagi orang yang bertakwa secara khusus. Sehingga dia berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Orang yang bertakwa ialah orang yang memelihara dan menjaga dirinya dari azab Allah dengan selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
6. Mengajarkan Al-Qur'an Sebaik-baik seorang muslim adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. Mengajarkan Al-Qur'an dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai kemampuan dan tingkat pemahaman.
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا
Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Alqamah bin Martsad Aku mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al-Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini." (HR Bukhari).
7. Menjadi Ahlul Qur’an حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ جَمِيعًا عَنْ أَبِي عَوَانَةَ قَالَ ابْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتَوَائِيِّ كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ و قَالَ فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ وَالَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Muhammad bin Ubaid Al Ghubari semuanya dari Abu 'Awanah-Ibnu Ubaid-berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari Sa'd bin Hisyam dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala."
Dalam jalur lain; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi dari Sa'id dan diganti dengan jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Hisyam Ad Dastawa`i keduanya dari Qatadah dengan isnad ini. Dan ia berkata dalam haditsnya Waki'; "Dan orang yang membaca Al-Qur`an sedang ia kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala." (HR Muslim).
Baca Juga: Sejarah Masjid Tua Tempat Penyebaran Islam di Pandeglang(zhd)