LANGIT7.ID, Jakarta -  Gedung 
Pancasila menjadi salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang berada di Jalan Taman Pejambon No. 6 RT09/05, Senen, Jakarta Pusat. 
Kini, gedung ini menjadi bagian dari Kompleks Kementerian Luar negeri dan dikenal sebagai tempat untuk mengadakan berbagai kegiatan internasional dan pertemuan bilateral. 
Pada mulanya, Gedung Pancasila bernama Gedung Volksraad yang dibangun sejak masa kolonial Belanda. Seiring berjalannya waktu berganti nama menjadi Gedung Chuo Sangi In di bawah kepemimpinan Jepang hingga dijadikan sebagai tempat untuk merumuskan Pancasila. Sebelum kemudian berganti nama menjadi Gedung Pacasila.
 Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Ini Makna 5 Lambang di Dada GarudaHingga kini, tidak ada bukti resmi kapan gedung ini dibangun kendati demikian beberapa literatur menyebutkan gedung ini dibangun pada tahun 1830 yang awalnya dibangun sebagai rumah kediaman Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda di Hindia Belanda. 
Nama Pancasila mengacu pada pidato Soekarno yang disampaikan pada 1 Juni 1945, hingga saat ini 1 juni dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tahunnya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini tujuh fakta sejarah terkait Gedung Pancasila di Jalan Taman Pejambon, antara lain:
1. Rumah Seorang Panglima Angkatan PerangPada awal dibangunnya gedung ini, hanya menjadi tempat peristirahatan dan rumah dinas bagi seorang Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda yang merangkap sebagai Letnan Gubernur Jenderal yang tinggal hingga tahun 1916. Setelah departemen dipindahkan ke Bandung, Panglima tersebut akhirnya harus pindah tinggal. 
2. Gedung Pemerintahan Hindia Belanda Belanda melihat gedung ini cukup memadai untuk dijadikan sebagai tempat persidangan Dewan perwakilan Rakyat (Volksraad). Kemudian diberi nama menjadi Gedung Volksraad yang diresmikan Gubernur Jenderal limburg Stirum, pada Mei 1918. 
3. Tempat Lahirnya Pancasila dan UUD 1945Tak hanya merumuskan Pancasila sebagai ideologi negara, gedung ini juga menjadi saksi bisu dalam pembuatan Undang-Undang Dasar (UUD), melalui pembahasan yang begitu sengit di rapat pleno BPUPKI. Tanggal 14 Juli 1945 Soekarno membacakan laporan yang membahas rancangan UUD terdiri dari tiga masalah pokok yakni kemerdekaan Indonesia, Pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
 Baca juga: Pilih Pancasila atau Al-Quran, Ini Jawaban Buya Yahya4. Lokasi Sidang BPUPKI Akibat kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik yang mengharuskan penjajah Jepang kembali ke negaranya. Di sinilah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk. Pembentukan BPUPKI dimaksudkan sebagai upaya mendapatkan dukungan dari dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. 
Sidang BPUPKI berlangsung di tempat yang kini dikenal dengan Gedung Pancasila dan dihadiri oleh Panglima militer Jepang dan Jenderal Yuichiro Nagano serta beberapa tokoh utama pergerakan nasional Indonesia yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno yang kemudian merumuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia pada 1 Juni 1945. 
5. Tempat Pembelajaran Pada zaman dahulu, gedung ini pun sempat dijadikan sebaga tempat perkuliahan ilmu ekonomi oleh Moh. Hatta pada 1960-an, selain itu gedung ini juga digunakan sebagai tempat untuk mendidik para calon diplomat Indonesia melalui beberapa program kursus.
(sof)