LANGIT7.ID - Pengusaha Teknologi asal Amerika Serikat,
Elon Musk mengaku menderita sindrom Asperger. Hal itu dia ungkapkan saat tampil di serial sketsa komedi AS Saturday Night Live (SNL) pada 2021 lalu.
“Saya tidak selalu memiliki banyak intonasi atau variasi dalam cara saya Berbicara, yang menurut saya bisa menjadi komedi yang hebat. Aku benar-benar membuat sejarah malam ini sebagai orang pertama dengan Asperger yang menjadi pembawa acara SNL,” kata
Elon Musk kala itu.
Sindrom Asperger atau
Asperger Syndrome merupakan gangguan perkembangan yang membuat pasien kesulitan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Baca Juga: Elon Musk Rencanakan Kerja Sama dengan Indonesia Lewat SpaceX dan Tesla
Asperger Syndrome termasuk dalam gangguan spektrum autisme atau
autism spectrum disorder (ASD). Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh Hans Asperger pada 1941.
Pada 1981, sindrom itu resmi menjadi diagnosis medis yang berada dalam golongan gangguan spektrum autisme. Kebanyakan pengidap sindrom ini adalah anak laki-laki. Hal itu dikarenakan anak laki-laki memiliki resiko 4 kali lebih besar untuk mengalami sindrom itu ketimbang anak perempuan.
Mengutip Nationwide Children’s, umumnya, penyakit Asperger mulai didiagnosis sejak usia 5-9 tahun. Tapi, ada juga anak yang dinyatakan mengalami gangguan ini saat berusia 3 tahun.
Lalu, apa perbedaan Asperger dengan autisme?
Asperger Syndrome memang termasuk salah satu spektrum autisme. Namun, asperger berbeda dengan autisme (autis). Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh pengidap Asperger dan autisme sangat mirip. Tapi, Asperger dianggap sebagai bentuk autisme ringan.
Penderita sindrom Asperger tidak memiliki kesulitan dalam belajar, berbahasa, maupun memproses informasi. Sebaliknya, anak yang mengalami Asperger biasanya justru menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata.
Selain itu, dia juga cepat menguasai bahasa dan kosakata baru, serta mampu menghafal berbagai hal dengan detail. Dia juga bisa menjalani fungsi dan aktivitas sehari-hari dengan baik, meskipun membutuhkan penyesuaian tertentu.
Baca Juga: Elon Musk Ingin Datang ke Indonesia Setelah Diajak Ngobrol Jokowi
Meski ciri-ciri penderita Asperger sudah bisa dideteksi sejak usia 3 tahun, beberapa anak juga bisa menunjukkan gejala saat memasuki usia sekolah, remaja, bahkan dewasa.
Anak yang mengidap sindrom Asperger biasanya mengalami gangguan perkembangan mental. Itu mengakibatkan persepsi dan pola pikir yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Penyebab pasti sindrom ini belum ditemukan hingga saat ini, tapi para ahli percaya bahwa pemicunya antara lain faktor lingkungan dan genetik.
(jqf)