LANGIT7.ID, Surakarta - Gema lagu Indonesia Raya membuka rangkaian acara Setengah Abad Khidmat Pondok Ngruki untuk Negeri di Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Jumat (19/8/2022). Acara yang berlansung selama tiga hari itu diisi serangkaian acara seperti reuni akbar dan Muktamar ke-5 Ikatan Alumni Ponpes Islam Al Mukmin (IKAPPIM).
Setengah abad Ponpes Ngruki membawa warna baru. Para santri dan alumni diharapkan bisa bersikap terbuka. Dengan begitu, mereka bisa berkontribusi lebih besar lagi untuk membangun Indonesia.
Pemerintah memberikan dukungan penuh dengan warna baru Pondok Ngruki tersebut. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, untuk menghadiri acara tersebut.
Baca Juga: Menko PMK: Presiden Dukung Pengembangan Pesantren Al-Mukmin Ngruki
“Saya selaku Menko PMK ketika hadir di sini, bukan hanya sebagai pribadi tetapi juga atas perintah dari Bapak Presiden Joko Widodo. Beliau berpesan kepada saya untuk terus membantu memberikan dukungan dan pengembangan Ponpes Al Mukmin ke depannya,” kata Muhadjir saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Ponpes Ngruki telah melahirkan 16.000 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia maupun mancanegara. Dari jumlah itu, banyak alumni yang sudah menjadi guru, pengusaha, ASN, TNI/Polri, hingga menlanjutkan ke berbagai perguruan tinggi.
Menurut Muhadjir, selama 50 tahun ponpes pimpinan Ustadz Abu Bakar Ba’syir itu sudah menunjukkan dedikasi yang kuat untuk membangun Indonesia.
“Peran aktif para alumni sangat dibutuhkan untuk mengembangkan dan mempromosikan pondoknya kepada kalangan masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga: Ponpes Al-Mukmin Ngruki Gelar Upacara Kemerdekaan, Abu Bakar Baasyir Hadir
Acara tersebut turut diwarnai reuni akbar dan Muktamar ke-5 IKAPPIM. Muktamar mengambil yang tema ‘Membangun Generasi Pemersatu’ berlangsung di Gedung alumni (IKAPPIM).
Muktamar tersebut dihadiri sekira 140 orang terdiri dari perwakilan angkatan, perwakilan cabang dalam negeri dan cabang luar ngeri. Sementara, acara puncak peringatan setengah abad Ngruki dihadiri sekitar 3.000 alumni.
Tak hanya muktamar, acara itu juga disemarakkan dengan lomba panahan tradisional. Ada 200 peserta dari 3 kategori dari berbagai wilayah di Jawa Tengah. Dalam perlombaan itu, para peserta mempunyai kesempata empat sesi memanah.
Baca Juga: Abu Bakar Ba'asyir Kini Akui Pancasila karena Berlandaskan Tauhid
Untuk kelompok SD dengan jarak objek panah 15 meter, SLTP dengan jarak objek panah 20 meter, dan SLTA dengan jarak objek panah 30 meter. Dalam setiap sesi, peserta berhjak melepaskan empat kali anak panah.
Berbeda dengan panahan biasanya, para peserta diwajibkan menggunakan busana santri tradisional. Saat melepaskan busur panah, para peserta menggunakan panah tradisional atau gadhewa dengan posisi berdiri.
(jqf)