LANGIT7.ID, Jakarta - Mahasiswa baru Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin (Unhas) diusir oleh dosen di acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) usai mengaku non-binary.
Video viral ini beredar di media sosial. Pria tersebut bernama M. Nabil Arif. Dia sempat berseteru dengan Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas Muh Hasrul bersama seorang dosen perempuan.
Keduanya mempertanyakan gender
mahasiswa yang mengaku non-binary atau non-biner. "Di KTP mu apa? Laki-laki atau perempuan? Di kartu mahasiswa mu apa? Laki-laki atau perempuan?" tanya Hasrul.
"Laki-laki, Pak" jawab Nabil dengan lugas.
Baca Juga: Mahasiswa Termuda UGM, Umur 15 Tahun Masuk Fakultas FilsafatLalu, Hasrul pun melanjutkan pertanyaannya, "Kamu mau sekali jadi perempuan atau laki-laki?". Lalu Nabi menjawab: "Tidak keduanya, di tengah-tengah. Makanya Netral, Pak."
Sontak jawaban tersebut disambut emosi oleh Hasrul, dan langsung mengusir mahasiswa yang mengenakan almamater berwarna merah tersebut.
"Halo, halo, halo, panitia ambil ini. Ambil tas mu. Kita ndak terima, laki-laki dan perempuan di sini. Salah satunya ji diterima," kata Hasrul.
Lantas, apa itu non-biner?
Merujuk dari Healthline, istilah non-biner pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang identitas gendernya tidak dapat digambarkan sebagai wanita atau pria secara eksklusif.
Beberapa orang non-biner mengalami gender sebagai pria dan wanita, dan yang lain mengalami gender sebagai bukan pria atau wanita.
Non-biner juga dapat digunakan sebagai istilah umum, yang mencakup banyak identitas gender yang tidak cocok dengan biner pria maupun wanita.
Meskipun menjadi non-biner sering dianggap sebagai fenomena baru, sejarah memberi tahu bahwa identitas nonbiner telah ada selama berabad-abad.
Faktanya, gender non-biner telah tercatat sejak 400 SM hingga 200 M, ketika Hijrah dirujuk dalam teks-teks Hindu kuno.
Hijrah dianggap sebagai komunitas "gender ketiga" dari orang-orang yang tidak mengidentifikasi secara eksklusif sebagai pria atau wanita.
(bal)