LANGIT7.ID, Jakarta - Islam memuliakan posisi perempuan terutama sosok ibu. Sejatinya, sosok ibu mengemban tugas yang tidak mudah dalam rumah tangga dan mereka menjalankannya dengan tulus.
Karena ibu merupakan sosok yang sangat istimewa, Rasulullah SAW bersabda dalam hadis dari Abu Hurairah RA:
"Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi SAW menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Ma'ruf Amin: Ajaran Islam Dorong Terwujudnya Generasi Khairu UmmahBerikut lima tema khutbah Jumat tentang kemuliaan seorang ibu yang bisa dibawakan khatib kepada para jamaah:
1. Memberikan yang Terbaik Bagi AnaknyaSosok ibu akan selalu berusaha untuk memberikan apa saja yang terbaik bagi anaknya. Ibu juga selalu ada untuk anaknya baik di keadaan suka ataupun duka. Ibu juga merupakan support system terbaik bagi anaknya. Bahkan saat melahirkan anak, ibu pun siap mempertaruhkan nyawanya.
Oleh karena itu, kita wajib untuk berbakti kepada orang tua terutama ibunda tercinta. Seperti firman Allah dalam surat Lukman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
2. Surga Berada di Bawah Telapak Kaki IbuBegitu besarnya pengorbanan seorang, hingga Islam mendudukkan posisi ibu di tempat sangat terhormat. Rasulullah SAW bersabda: “Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.” (HR An-Nasai, Ahmad bin Hambal, dan Ibnu Majah).
Makna surga yang dimaksud tak hanya akhirat semata. Melainkan bakti kita kepada Ibu untuk mendapatkan keikhlasan, kasih sayang, dan rida ibu juga merupakan rida Allah. Dengan demikian, jika kita membangkang hingga menjadi durhaka kepada ibu, maka Allah tak segan memberikan azab-Nya di akhirat kelak.
3. Berbuat Baik Kepada Ibu adalah KewajibanKita wajib berbuat baik kepada seorang ibu yang telah mengandung di dalam perut selama sembilan bulan lamanya dengan keadaan lemah. Melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya, merawat hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan ikhlas.
Sosok ibu melakukan itu semua dengan ikhlas tanpa mengharapkan timbal balik dari anaknya. Maka dari itu, sebagai seorang anak wajib berbuat baik kepada ibu.
4. Rida Ibu adalah Rida AllahRida Allah sejatinya bersamaan dengan rida orang tua. Sebab itu kita diharuskan berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan Rasulullah SAW mendahulukan bakti kepada ibu setelah itu ayah.
Berikut hadis tentang rida orang tua adalah ridha Allah:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Artinya: “Dari Abdullah bin Amr radliallahu `anhuma dari Nabi shallallaahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Rida Allah terdapat pada rida orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua." (HR Tirmidzi).
5. Doa Ibu MustajabSeorang ibu senantiasa mendoakan anaknya yang terbaik. Tak heran jika kesuksesaan anak datang dari arah yang tak terduga sebab ada doa ibu yang menyertainya. Doa dari orang tua untuk anaknya yang shaleh bernilai mustajab di mata Allah, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
Artinya: "Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; doa orang yang terdzalimi, doa musafir, dan doa orang tua untuk (kebaikan) anaknya," (HR Ibnu Majah).
Baca Juga: Istri Mematok Besaran Nafkah pada Suami, Bolehkah dalam Islam?(zhd)