LANGIT7.ID, Jakarta - Pemerintah menargetkan
produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia mulai 2024. Hal ini dalam rangka mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah sudah membuat beberapa formulasi untuk pembangunan ekosistem baterai EV di Indonesia.
"Kita sudah membuat beberapa formulasi bahwa pembangunan ekosistem baterai mobil terus berjalan. Dan direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, dikutip
Langit7.id, Sabtu (14/1/2023).
Baca Juga: Tesla Dekati Kesepakatan Awal Bangun Pabrik di IndonesiaBahlil menuturkan, konstruksi ekosistem baterai
kendaraan listrik dari hulu sampai hilir antara LG Electronics dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Adapun proses konstruksi akan dimulai pada 2023 ini.
Pemerintah juga akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan
smelter yang tidak berorientasi kepada energi hijau.
"Ke depan, kita akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan
smelter yang tidak berorientasi pada
green energy. Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam rangka melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada
green energy dan
green industry," kata Bahlil.
Bahlil mengungkapkan, pemerintah saat ini sedang mengatur formulasi
sweetener untuk membangun industri kendaraan listrik yang kompetitif.
Baca Juga: Liburan Naik Mobil Listrik, Cek Lokasi SPKLU Lewat Aplikasi PLN Mobile"Menyangkut dengan mobil, dengan motor, kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk bisa kita bangun. Jadi, ke depan yang kita bangun itu adalah ekosistem pembangunan EV dan motor itu ranah penciptaan lapangan pekerjaan," ucap Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menilai Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Oleh karena itu, kesempatan besar tersebut harus terus terjaga.
"Indonesia enggak boleh kalah, kita punya pasar yang besar. Jangan sampai pasar kita itu dilakukan penetrasi dengan produk-produk dari luar negeri, kita harus jaga. Yang kedua adalah kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor," tuturnya.
Baca Juga:
E-Inobus, Bus Listrik Bekas KTT G20 Jadi Transportasi Umum di Bandung
Pengamat: Benahi Transportasi Umum Lebih Baik dari Insentif Kendaraan Listrik(gar)