LANGIT7.ID, Jakarta -
LANGIT7.ID, Jakarta- Wakil Gubernur Jawa Timur,
Emil Dardak, menilai pemecahan masalah dan berpikir kritis merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap siswa dan anak muda di Indonesia.
“Pemecahan masalah dan berpikir kritis. Merumuskan masalah itu tidak mudah. Antara sistem dan root akar masalah itu berbeda. Cara memetakan masalah ini menjadi sebuah pemikiran yang ditulis dalam sebuah buku berjudul
The McKinsey Mind,” kata Emil Dardak kepada Langit7, beberapa waktu lalu.
Seorang pendidik harus mengajari siswa tentang
frame of thinking (rerangka berfikir) yang logis dalam memetakan masalah. Ini penting diajarkan, karena masalah tidak bisa diselesaikan jika seseorang belum mempunyai pemetaan masalah yang tepat.
Baca Juga: Emil Dardak: Ekonomi Syariah Sangat Luas, Tidak Eksklusif untuk Muslim Saja
“Ini yang menurut saya harus dibangun, kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis secara logis. Tapi logika berpikir ini juga harus diimbangi oleh kesadaran, karena kita mengurusi manusia dengan segala dinamikanya,” ujar Emil.
Menurut mantan Bupati Trenggalek ini, Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis akan membuat seorang siswa selalu mengakar meski memiliki kepintaran dan kecerdasan. Dia tidak akan bersikap elitis atau merasa paling tahu dari orang lain. Selain itu, para siswa biasa belajar dari manapun.
“Jadi jangan meremehkan, kita bisa belajar dari siapapun. Profesor dan doktor bisa belajar dari lulusan SD, karena tidak semua hal kita tahu,” ungkap Emil.
Baca Juga: Sekolah dan Kuliah di Luar Negeri, Emil Dardak Dapat Ilmu Kepemimpinan
Setelah menguasai dua kemampuan itu, maka hal selanjutnya yang harus dikuasai adalah kebijaksanaan. Ibarat sebuah pepatah, seperti ilmu padi, semakin berisi maka semakin merunduk.
“Nah, pada saat kita punya kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis, tantangannya adalah seperti padi yang makin berisi makin merunduk. Bagaimana cara berpikir yang paling bijak? Pemimpin itu bicara paling terakhir dan jangan muncul di depan. Kira-kira itulah,” ujar Emil.
(jqf)