LANGIT7.ID, Jakarta - Salah satu larangan dalam Islam adalah bersikap mubazir. Mubazir muncul karena budaya konsumtif. Sementara budaya konsumtif bisa menyebabkan terjadinya
penumpukan sampah.Budaya konsumtif merujuk pada kebiasaan atau perilaku masyarakat yang cenderung membeli barang-barang baru secara terus-menerus. Bahkan, jika barang yang dimiliki masih bisa digunakan dengan baik atau masih dalam kondisi yang baik.
“Budaya Konsumtif itu adalah sesuatu yang sangat berkonotasi negatif. Konsumtif itu terkait dengan Iblis,” kata Pendiri Bumi Langit Institute, Iskandar Waworuntu, dalam webinar yang digelar Wahdah Islamiyah, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Larang Mubazir, Islam Ajarkan Gaya Hidup Nol Sampah
Budaya konsumtif menyebabkan terjadinya penumpukan barang-barang yang tidak terpakai atau tidak digunakan lagi, dan akhirnya menjadi sampah. Selain itu, budaya konsumtif juga dapat memicu terjadinya penggunaan barang-barang sekali pakai menjadi sampah.
Di sisi lain, hampir semua produk yang digunakan dan diproduksi terkait dengan adanya sampah. Dalam sistem industri moderen, banyak produk yang dirancang untuk menjadi
obsolete atau tidak tahan lama, sehingga konsumen terdorong untuk membeli produk baru secara terus-menerus, meskipun barang yang lama masih bisa digunakan.
“Hampir semua prodak-prodak yang kita pakai dan kita produksi selalu terkait dengan adanya sampah. Sampah yang menyebabkan kerusakan itu adalah sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah. itu diwakili oleh semua proses mekanisme yang dilakukan oleh industri moderen,” ujar Iskandar.
Baca Juga: Mesin Pirolisis Hasilkan Bahan Bakar Diesel Melalui Sampah PlastikManusia cenderung melupakan akibat buruk dari proses produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan. Akibatnya, banyak sampah yang dihasilkan, termasuk sampah yang sulit terurai dan berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia harus memiliki rasa tanggung jawab dan rasa sensitif terhadap lingkungan sekitar. Manusia harus berupaya untuk mengurangi sampah yang dihasilkan, mendaur ulang sampah yang sudah ada, dan memilih produk yang ramah lingkungan.
“Dalam rangka mencari keuntungan finansial semata, akhirnya menutup rasa sensitif kita dan menutup hati nurani kita terhadap sebuah akibat akibat buruk yang lahir dari proses tersebut, yaitu adanya kerusakan,” ujar Iskandar.
Baca Juga: Selamatkan Lingkungan, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Olah Sampah Jadi Bernilai
Dalam pandangan Islam, Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi, yang memiliki tugas untuk merawat dan menjaga kelestarian alam. Oleh karena itu, umat Islam harus memperhatikan masalah lingkungan dan menjaga bumi sebagai amanah yang diberikan oleh Allah.
(jqf)