LANGIT7.ID, Jakarta - Islam adalah agama yang ramah lingkungan. Salah satu persoalan lingkungan hari ini adalah menumpuknya
sampah sehingga mencemari alam.
Pendiri Bumi Langit Institute, Iskandar Waworuntu, menyebut sampah dalam sudut pandang Islam sangat lekat dengan sikap berlebih-lebihan atau keserakahan. Ini karena Allah Ta’ala tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia di muka bumi.
Hal tersebut bisa dilihat dari kehidupan alam semesta. Alam dengan segala kompleksitasnya tidak memiliki sampah. Hutan selalu bersih dan asri, lalu datang manusia dengan sikap keserakahan membuat banyak tumpukan-tumpukan sampah tak bermanfaat.
Baca Juga: Tips Pengelolaan Sampah agar Tak Semakin Berdampak Buruk“Sampah dalam kehidupan itu hanya terjadi pada manusia, Allah sudah menegaskan dalam Al Qur’an bahwa Dia tidak menciptakan kesia-siaan. Semua yang diciptakan oleh Allah selalu terkait dengan kemanfaatan,” kata Iskandar dalam webinar yang digelar Wahdah Islamiyah, dikutip Kamis (23/2/2023).
Berlebihan adalah sebuah peristiwa hidup yang melahirkan sampah. Jika manusia tidak berlebihan, maka sampah tidak ada. Inilah perenungan yang harus dilakukan oleh setiap manusia, karena Iblis selalu menggoda manusia untuk bersikap berlebih-lebihan.
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros (mubazir) itu adalah saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra: 27)
Baca Juga: Sampah Meningkat Saat Ramadhan, Bagaimana Solusinya?Maka itu, umat Islam tidak boleh melihat perkara sampah sebagai sesuatu yang biasa. itu merupakan sebuah peringatan yang sangat penting. Umat Islam tidak bisa melihat sampah sebagai sesuatu yang ringan, karena sampah adalah sesuatu yang berbahaya dan bisa menghancurkan kehidupan manusia.
“Indikator Sampah ini sangat dekat sikap berlebihan. Ini merupakan peringatan yang sangat memukul akan sesuatu yang berbahaya terkait sampah. Jadi, kita tidak bisa melihat sampah ini sebagai perkara ringan. Ini adalah perkara yang berat, yang menjadi sesuatu yang menghancurkan kita sebagai umat,” ujar Iskandar.
Setiap kali melihat tumpukan sampah, maka harus dikembalikan pada syariat Islam yang melarang sikap serakah. Semua itu saling terkait. Keserakahan manusia dalam hal makanan yang menyebabkan sikap mubazir, ataupun keserakahan dalam mengeksploitasi hutan.
Baca Juga: Rani Mardiana Rahayu, Sulap Sampah Jadi Barang Bernilai Jual Tinggi“Manusia itu serakah atau suka berlebihan. Berlebih ini adalah sebuah peristiwa hidup yang melahirkan sampah. Kalau kita tidak berlebih, sampah itu tidak ada, tidak akan terjadi, tidak akan terwujud,” ungkap Iskandar.
(jqf)