Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 13 Januari 2025
home sosok muslim detail berita

Kisah Hasan Tata Abas, Orang Indonesia Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi

Muhajirin Kamis, 20 Juli 2023 - 14:00 WIB
Kisah Hasan Tata Abas, Orang Indonesia Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi
Hasan Tata Abas (tengah) warga Indonesia sejak 2004 telah menjadi asisten Imam Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
LANGIT7.ID-, Mekkah- - Hasan Tata Abas mungkin bukan nama yang sering terdengar di telinga masyarakat. Pria asal Banten ini memiliki perjalanan yang sangat membanggakan. Sejak 2004, dia telah menjadi asisten Imam Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Sehari-hari, Hasan membantu Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, salah satu dari tujuh Imam Masjid Nabawi. Dia bertugas menyiapkan ruangan, menyediakan makanan, minuman, dan berbagai tugas lainnya.

Selain itu, Hasan juga sering menemani Sang Imam dalam melayani para tamu. Dengan gesit, dia menyajikan qohwah atau teh campuran rempah-rempah, minuman khas Arab Saudi, kepada para tamu dan Syekh.

"Ketika Syekh sedang menyusun kitab-kitab, saya yang menyiapkan minumannya. Ketika ada tamu, saya yang membawakan oleh-oleh untuk tamu beliau ke mobil, saya yang mengangkatnya. Saya juga bertanggung jawab menyediakan dan menyiapkan kantor beliau. Saya melakukan pembersihan dan tugas-tugas lainnya," kata Hasan kepada tim Media Center Haji (MCH), dikutip Himpuh, Kamis (20/7/2023).

Baca juga:Detik-Detik Kiswah Ka'bah Diganti pada 1 Muharram 1445 H

Sebagai seorang asisten, Hasan bekerja dari waktu Subuh hingga Isya. Pagi hari, dia memulai aktivitasnya di Maarots Kadimiyah Masjid Nabawi yang berada di depan pintu 309. Setelah waktu Ashar, Hasan pindah ke Masjid Nabawi untuk melanjutkan tugas.

Perjalanan Hasan untuk menjadi Asisten Imam Masjid Nabawi dimulai dari tekadnya untuk meraih beasiswa di Universitas Islam Madinah (UIM). Setelah menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren di Pandeglang, Banten, dia mencari kesempatan berkuliah di Arab Saudi.

"Awalnya, saya mencari kesempatan karena alasan ekonomi. Pada saat itu, saya hanya memiliki satu anak, dan saya memutuskan untuk mengikuti beasiswa gratis di Universitas Islam Madinah (UIM). Dengan izin Allah, saya berhasil lulus," cerita Hasan.

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan, Hasan melamar pekerjaan di Arab Saudi dengan bantuan sponsor dari Bin Laden Group untuk ditempatkan di Masjid Nabawi. Dia bersaing dengan 47 peserta lainnya dari berbagai negara di dunia melalui proses seleksi dan wawancara.

"Pada saat itu, Syekh membutuhkan tenaga asisten. Saya mengikuti wawancara, dan dengan takdir Allah, saya diterima. Alhamdulillah, jika Allah menghendaki. Salah satu persyaratan agar dapat lolos adalah hafalan 30 juz Al Qur'an, meskipun tidak wajib. Yang terpenting adalah kesopanan dan akhlak. Bagi kita orang Timur, kesopanan tidak perlu dibuat-buat, itu sudah menjadi tradisi," ucapnya.

Meskipun menjadi seorang pelayan, Hasan mengaku sangat bangga dengan tugasnya. Dia merasa beruntung bisa dekat dengan ulama-ulama besar dan berkesempatan untuk shalat kapan saja di Masjid Nabawi, termasuk mengunjungi Raudhah.

Tidak hanya itu, Hasan juga merasa bahagia, karena menurut hadits Nabi Muhammad SAW, orang yang melaksanakan shalat di Masjid Nabawi akan mendapatkan pahala 1.000 kali lipat dibandingkan shalat di tempat lain.

"Saya sering menangis, ya Allah, saya ini warga Indonesia, orang kecil, orang bodoh ya. Di Indonesia saya tidur di pondok bambu, shalat di mushala kampung, namun di Arab Saudi, Allah memberi kesempatan kepada saya untuk berkumpul dengan orang-orang shaleh setingkat sahabat Rasulullah. Itulah yang membuat saya menangis bahagia," ucapnya.

Hasan mengingat zaman Rasulullah, pelayan seperti dirinya memiliki peran sama seperti orang Baduy yang menyediakan air untuk wudhu dan membersihkan masjid. Keistimewaan lainnya adalah berada di pemakaman Baqi saat wafat.

"Kalau saya meninggal, ditakdirkan meninggal di Madinah, saya akan mendapatkan hadiah dimakamkan di Baqi," katanya dengan tulus.

Sejak menjadi Asisten Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, Hasan sering bertemu dan melayani para ulama besar, tidak hanya Imam Masjid Nabawi tetapi juga Imam Masjidil Haram.

Baca juga:Kisah Bahagia Pasutri Dikukuhkan Bareng Menjadi Guru Besar di UM Purwokerto

"Kadang yang bikin saya terharu adalah ketika Syekh Haramain ini mengadakan ijtima di Masjid Nabawi. Dari Masjidil Haram, beliau dan para ulama besar datang ke sini, dan saya berkesempatan untuk melayani mereka. Saat mereka sedang mengadakan ijtima atau musyawarah, saya berada di belakang mereka, siap menunggu panggilan," paparnya.

Selama bertugas, Hasan juga beberapa kali mengalami kejadian yang sulit dipahami oleh akal sehat. Salah satu contohnya adalah saat ada tamu yang mengenakan pakaian lusuh datang bertamu kepada Syekh. Awalnya, protokol melarang tamu tersebut masuk, namun Syekh mempersilakan masuk.

"Sampai ke dalam, tamu itu tidak berbicara, hanya diam. Pernah saya menyuguhkan makanan dan minuman, namun sajian itu tidak disentuh. Pakaiannya lusuh, enggak putih, tidak bersih, tapi baunya harum, sangat wangi sekali. Syekh tidak mengatakan apakah tamu itu malaikat atau golongan manusia, kita tidak tahu. Hanya dikatakan kekasih Allah," ucapnya.



(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 13 Januari 2025
Imsak
04:16
Shubuh
04:26
Dhuhur
12:05
Ashar
15:29
Maghrib
18:18
Isya
19:32
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan