Disebut Ahli Baterai ITB, Alief Irham Tekuni Bidang Penyimpanan Energi Selama 5 Tahun

Doktor Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Alief Irham berhasil menemukan material super kapasitor baru sebagai perangkat penyimpan energi.

Dibanding baterai, super kapasitor disebut mempunyai keunggulan dalam pengisian dan pengosongan yang cepat namun kerapatan energinya masih lebih rendah.

Wisudawan termuda dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB ini menuliskan penelitiannya lewat disertasi "Pengembangan Nanopartikel Logam Transisi Sulfida untuk Aplikasi Penyimpanan Energi".

Alief mengaku sudah menggeluti bidang penyimpanan energi, baik baterai ataupun super kapasitor, selama lima tahun.

Pria yang berhasil menyelesaikan studi magisternya dalam 1,5 tahun ini bahkan sempat melakukan riset di lembaga penelitian komprehensif terbesar di Jepang, Riken selama satu tahun.



"Di sana, saya melihat berbagai teknologi hebat. Ibaratkan surga bagi peneliti, di sana saya melihat teknologi-teknologi muktahir," kata Alief dalam sambutannya di acara Sidang Terbuka Wisuda ITB, Sabtu (28/10/2023) lalu.

Selain menyaksikan kemajuan teknologi, Alief juga melihat akan kegigihan peneliti Jepang yang mengedepankan meritokrasi, mendahulukan prestasi dan kebaruan dibandingkan dengan jumlah like ataupun views.

"Kita patutnya sadar dengan membuat publikasi, paten, produk, edukasi, ataupun berbagai karya lainnya. Sesungguhnya kita telah menyumbang kemajuan dan kebaikan bangsa ini," lanjutnya.

Alief pun mengutip kata-kata bijak Imam Al Ghazali, yang mengatakan "Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah".

Ia pun mengajak para wisudawan ITB untuk terus berkarya untuk melihat Indonesia maju di 2045.

"Karena itu mari kita terus berkarya menggaungkan narasi-narasi yang ada di dalam kepala kita bagaimana kita ingin melihat Indonesia maju di 2045. Teruslah berkarya untuk Tuhan, bangsa, dan almamater," terang doktor yang telah menerbitkan 15 publikasi di jurnal internasional.

"ITB sejak dulu dikenal sebagai problem solver factory untuk Indonesia. Dengan mimpi besar tersebut dan untuk menyejahterakan bangsa ini," lanjut pemegang beasiswa Program Magister-Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) ini.

Lektor FMIP ITB, Prof Ferry Iskandar mengatakan, keseriusan Alief pada penyimpanan energi sudah terlihat sejak menempuh S1 Prodi Fisika ITB.

Saat itu, kata Ferry, Alief ingin melakukan tugas akhir S1 dengan mengangkat topik pengembangan material energi terutama untuk baterai.

Meski saat itu menjabat sebagai ketua dalam organisasi kampus, namun Alief mampu dalam menjaga keseimbangan antara penelitian dan organisasinya dengan sangat himpunannya dengan baik.

Ferry pun meminta Alief untuk berani mengambil risiko dan berpikir out of the box.

"Jangan takut mengambil risiko dan berani berpikir di luar batasan yang ada. Karena terkadang inovasi dan terobosan besar itu tercipta dari keberanian untuk melangkah ke arah yang belum pernah ditempuh sebelumnya." pesan Ferry, dikutip dari chanel Graduate School ITB.