LANGIT7.ID - Dai kondang sekaligus pendiri Quantum Akhyar Institute, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menegaskan, manusia tidak luput dari maksiat. Namun Allah memberikan penawaran menarik dalam Surah An-Nisa ayat 100. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang cukup panjang. Isinya menceritakan kisah seorang pembunuh berdarah dingin. Membunuh adalah maksiat yang tidak bisa terlukiskan. Membunuh satu nyawa sama halnya membunuh semua umat manusia di muka bumi.
Pembunuh dalam cerita Rasulullah SAW telah membunuh 100 orang. Sebuah bilangan yang tak bisa dilukiskan. Kriminalitas yang tak bisa diukur dengan hitungan. Namun ketika Allah Ta’ala berkenan memberikan hidayah kepada orang itu, ia sadar dan datang kepada seorang alim.
“Saya ingin berubah.” kata orang itu.
Orang alim lalu menyampaikan kepada orang yang dimaksud, “anda bukan berarti tidak bisa menjadi orang baik. Hanya anda tinggal di lingkungan yang tidak mendukung anda menjadi baik. Keluarlah dulu dari tempat itu.”
Orang alim itu lalu meminta orang tersebut berhijrah dari tempat yang buruk ke lingkungan dengan nuansa islami. orang itu diminta mendatangi majelis ilmu di salah satu negeri. “Datang ke sana. Belajarlah dan Allah akan bimbing anda dari keburukan jadi orang yang terbaik.” Kata orang alim itu.
Pembunuh itu mendengarkan nasehat orang alim itu. Ia berangkat ke negeri yang dimaksud. Namun di tengah perjalanan, maut datang menjemput. Ia meninggal tepat di tengah perjalanan, namun jaraknya ke tujuan tempatnya hendak bertaubat lebih dekat sejengkal ketimbang tempatnya berbuat maksiat, maka orang itu diampuni dan mendapatkan cinta Allah Ta’ala.
Langkah orang itu dihitung sebagai ibadah. Dalam derap langkahnya dia beristighfar taubat kepada Allah-Nya. Taubatnya menghadirkan cinta-Nya. Dalam surah Al-Baqarah ayat 222, Allah berfirman, “Allah mencintai orang-orang yang bertaubat”.
Cinta Allah menghadirkan ampunan bagi seluruh dosa. Surah Ali-Imran ayat 31 disebutkan, Allah mencintai orang yang mau taat kepada rasul-Nya. Ketika Dia mencintai seorang hamba, dosa sebesar apapun tak diperhitungkan. Semua dosa-dosa diampunkan tanpa tersisa.
“Derap langkahnya menghadirkan istighfar, taubatnya menghadirkan cinta Allah. Cinta Allah menghadirkan seluruh ampunan bagi dosa-dosa yang ia miliki. Bisa dibayangkan, pernah membunuh 100 orang, mabuk tak terlukiskan, kriminalitas tak perlu dihitung, ketika mau bertaubat datang ke majelis ilmu, ia meninggal di tengah jalan. Kata Nabi ‘orang itu masuk surga.’,” kata UAH melalui kanal youtube Adi Hidayat Official, Selasa (31/8/2021).
Allah pun memberikan tawaran serupa bagi seluruh hamba-Nya. Dalam Surah An-Nisa ayat 100 disebutkan, “Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah.”
Orang tersebut telah membunuh 100 orang, bertaubat berangkat ke negeri para penuntut ilmu, namun meninggal selagi perjalanan masih separuh lebih sejengkal. Berkat cinta Allah, ia pun masuk surga. Ini kabar gembira bagi siapa saja yang merindukan pertemuan dengan-Nya.
“Masak kita yang tidak pernah membunuh orang, tidak pernah mabuk, berbuat kriminalitas seperti orang itu tidak bisa masuk surga. Salah wajar, tapi pintu taubat selalu terbuka untuk semua orang. Kalau berada di dalam majelis ilmu tidak bisa membuat kita bertaubat, dengan cara apalagi?” ucap UAH.
Maka dari itu, UAH mengajak untuk terus belajar memperdalam ilmu agama. Ilmu itu yang akan membimbing untuk bertaubat. Taubat yang mendatangkan cinta Allah. Cinta yang menjadi jembatan masuk surga.
(jqf)