LANGIT7.ID-, Jakarta- -  Penulis buku bernuansa Islami, Lia Yogiantoro telah menciptakan dua buku yang berjudul Aku dan Hijab, serta buku kedua berjudul Aku dan Hijrah. Ia mengaku, menulis buku karena terinspirasi dari buku Iqro, buku yang digunakan untuk pemula sebelum belajar membaca Al Quran, yang hingga kini masih beredar luas.
Untuk buku Aku dan Hijab telah terbit pada 2013 lalu. Buku ini ditulis Lia Bersama dua temannya, Uli dan Debby. Sementara buku Aku dan Hijrah terbit 2019 lalu. Rencananya paling lambat tahun depan buku ketiga akan diluncurkan.
Bila ditanya kenapa jarak satu buku dengan buku berikutnya memiliki jeda yang cukup jauh? Lia, sapaan akrabnya punya jawaban sendiri.
“Menulis buku sebenarnya bukan obsesi saya, dan menulis juga bukan hal utama buat saya. Saya tidak percaya diri, tapi akhirnya saya belajar ketika tidak percaya diri ternyata itu cuma perasaan kita saja,” ujar Lia saat ditemui di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (26/6/2024).
Baca juga:
3 Pesan Penting Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo pada Pengurus MUIWanita yang merupakan founder Majelis Taklim Khoirotunnisa ini menambahkan, saat dirinya merasa tidak percaya diri, ia mengingat ucapan seorang Ustadz pada sebuah kajian yang dihadirinya yaitu, “jika ada manusia yang tidak percaya diri dengan kemampuannya, itu sama saja tidak yakin dengan Allah Swt”.
“Padahal Allah Swt kasih ujian ke kita karena anggap kita mampu. Karena itu setiap ada yang tawari saya untuk mengerjakan sesuatu, ya sudah saya coba saja. Kalau tidak percaya diri itu kadang hanya bisikan setan saja,” imbuh Lia.
Baginya menulis buku bukanlah obsesi apalagi mengejar materi, melainkan demi mengejar pahala jariyah. Sebab menurutnya, melalui buku, pesan serta pengalaman hidup yang sifatnya religius bisa disampaikan ke banyak orang.
“Konsep saya menulis buku karena pingin punya pahala jariyah dan saya berharap buku ini bisa jadi amal jariyah saya,” tutur Lia. “Saya terinspirasi dari buku Iqro yang beredar luas, sampai sekarang masih terus diminati dan selalu cetak ulang. Itu sampai kapanpun meski bapak itu (penulis Iqro, red) sudah tiada, tapi pahala jariyah tetap mengalir insya Allah.”
Meski begitu Lia mengaku tidak mempermasalahkan ada berapa banyak buku miliknya bakal terjual. Misalnya hanya 10 orang pun bukan masalah besar untuknya.
“Nggak masalah berapa banyak orang yang beli, yang penting semoga yang baca bisa mengambil manfaat. Satu orang sholat gara-gara kita ajak saja, maka pahala jariyah terus mengalir. Jadi jangan meremehkan satu orang karena hitungan Allah tidak sama dengan matematika kita,” pungkasnya.
Sekadar informasi, kedua buku yang ditulis Lia sedikit berbeda dengan kebanyakan buku yang ada. Baik buku Aku dan Hijab maupun buku Aku dan Hijrah, jika ditarik benang merah kedua buku itu berisi tentang kumpulan pengalaman banyak orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan tema buku.
Misal pada buku Aku dan Hijab, Lia serta teman lainnya mengumpulkan public figur yang telah berhijab baik yang baru atau yang sudah lama berhijab. Cerita mereka ini dikumpulkan, lalu diramu dan disajikan dalam format buku yang tentunya sudah mengalami proses editing serta disesuaikan dengan tema buku.
Kemudian buku Aku dan Hijrah pun tidak jauh berbeda. Isinya tentang pengalaman sejumlah orang yang memutuskan untuk hijrah. Buku ini dilengkapi pula dengan kutipan dari sejumlah ustadz dan ustadzah serta surah-surah Al Quran yang terkait dengan tema bahasan.
Selain menulis buku, Lia Yogiantoro juga kerap menulis tentang muhasabah diri yang diunggah di akun Instagram @muhasabah_lia
(ori)