LANGIT7.ID-, Jakarta- - Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu bahwa mereka telah memulai proses konsultasi luas untuk memilih pemimpin baru pergerakan mereka setelah pembunuhan pemimpin sebelumnya, Ismail Haniyeh.
Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa Israel membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh menggunakan "proyektil jarak pendek" yang diluncurkan dari luar tempat tinggalnya di Tehran.
"Operasi teroris ini dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar 7 kilogram - menyebabkan ledakan kuat - dari luar area tempat tinggal," kata Garda Revolusi dalam pernyataannya.
Mereka menambahkan bahwa Israel "didukung oleh Amerika Serikat" dalam serangan tersebut.
Haniyeh tewas pada Rabu dini hari di ibukota Iran, di mana ia menghadiri pelantikan presiden baru, Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas telah bersumpah untuk membalas dendam.
Garda Revolusi kembali menegaskan bahwa kematian Haniyeh akan dibalas dan Israel akan menerima "hukuman berat pada waktu, tempat, dan cara yang tepat."
Israel, yang menolak berkomentar tentang pembunuhan Haniyeh, sebelumnya telah menyerang benteng Hizbullah di Beirut selatan.
Seolah-olah mengetahui waktunya telah tiba, kata-kata terakhir pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebelum dia dibunuh di Tehran adalah ayat Al-Quran tentang kehidupan, kematian, keabadian, dan ketahanan.
"Allah-lah yang memberi kehidupan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala perbuatan ... 'Jika seorang pemimpin pergi, yang lain akan bangkit'," kata Haniyeh dalam bahasa Arab. Beberapa jam kemudian dia tewas dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di rumah tamunya.
(lam)