LANGIT7.ID, Jakarta - Koordinator dan Imam Rawatib Masjid Istiqlal, TG. H. Ahmad Husni Ismail, MA mengatakan memilih seorang imam masjid tidak boleh sembarangan. Ia haruslah seorang muslim yang memiliki kapasitas ilmu dan berakhlak baik.
Selain itu, peran imam masjid sangat strategis bagi ummat. Dalam struktur keulamaan katanya, posisi imam masjid lebih unggul dari da’i, muballigh, atau penceramah.
“Biasanya dai, para muballigh di masa kita sekarang ini sering bikin polemik, tapi kalau imam tidak pernah membuat polemik. Keulamaannya berarti lebih tinggi dari lainnya,” katanya dalam kajian virtual Serambi Masjid Bimas Islam TV dikutip Kamis (9/9/2021).
Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini, Sabtu 11 September 2021
Menurutnya, kedudukan imam shalat di masjid begitu mulia. Disediakan fasilitas yang membuat imam nyaman selama memimpin peribadatan. Imam masjid juga berwenang menyampaikan dakwah sehari-hari lewat mimbar dan mengaplikasikan seruannya lewat pengeras suara di menara masjid.
“Imam itu luar biasa posisi strategisnya,” imbuh Ahmad Husni.
Karenanya, ia berharap posisi strategis ini juga harus disadari para imam masjid. Para imam harus memelihara diri dan harus menjadi panutan bagi masyarakat.
“Karena itu apapun yang dilakukannya, diucapkannya menjadi ikutan ummat.”
Imam Besar dan Imam KecilImam dalam bahasa arab berarti pemimpin. Imam adalah sosok yang memiliki ilmu keagamaan tinggi, berakhlak baik dan menjadi panutan ummat.
Koordinator dan Imam Rawatib Masjid Istiqlal, TG. H. Ahmad Husni Ismail, MA menjelaskan, dalam Islam ada kedudukan imam besar dan imam kecil. Para ulama fiqih menggarisbawahi imam besar adalah pemimpin negara.
Sedangkan imam kecil adalah pemimpin ketika shalat. Imam kecil bertugas sebagai pemandu ibadah shalat berjamaah dan tata peribadatan lainnya.
“Tapi ada juga yang membalikkan, sebenarnya yang besar adalah imam shalat. Beliau yang menyampaikan statement ini berargumen dengan Surat Ad Dhuha ayat 4, yakni urusan akhirat itu lebih baik daripada urusan dunia,” katanya dalam kajian virtual Serambi Masjid dikutip Bimas Islam TV, Kamis (9/9/2021).
Kiai Husni menjelaskan, baik imam besar maupun imam kecil harus mampu menjadi teladan yang baik bagi ummatnya. Mengutip hadits Rasulullah, ia menegaskan bahwa seorang imam memiliki posisi yang krusial.
“Sesungguhnya imam itu untuk diikuti maka jangan menyelisihinya. Baik keberadaannya dalam shalat maupun di luar shalat dia menjadi panutan ummat,” katanya.
Secara lengkap, hadits tersebut berbunyi, Sesungguhnya imam itu untuk diikuti maka jangan menyelisihinya. Apabila ia takbir maka takbirlah. Dan apabila ruku maka ruku'lah, dan apabila ia mengucapkan
sami'allahu limanhamidah, maka ucapkan :
rabbana walakal hamdu, dan apabila ia sujud maka sujudlah kalian. (Muttafaqun Alaih).
(jqf)