LANGIT7.ID-, Jakarta - -
Abd Rasul Amin (24), pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan, tak pernah menyangka dirinya bisa menjadi imam muda di salah satu masjid di Amerika Serikat sejak 2023 hingga saat ini.
Perjalanannya dimulai saat ia merantau untuk menjadi relawan di
komunitas Sempetin Berbagi.
Baca juga: Seleksi Imam Masjid untuk UEA 2024, Berikut 29 Nama yang LolosSebagai seorang relawan, Rasul Amin yang pernah mondok di Pesantren Ulumul Quran DDI Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan dan sekolah tahfidz Quran di Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf
Makassar ini diberi tugas untuk menolong seorang nenek yang hidup sebatang kara di Depok, Jawa Barat.
"Kami bersihkan rumahnya, kami berikan bantuan berupa makanan dan pakaian, bahkan di hari itu juga kami bawa beliau ke rumah sakit karena kondisinya mendadak kritis," cerita Rasul Amin melalui laman Instagram miliknya, Langit7.id sudah diizinkan untuk mengutipnya.
Saat menunggu adzan Maghrib tiba-tiba ada notifikasi pesan dari sahabatnya. "Kamu mau nggak gantiin aku jadi imam di Amerika? Akhir Juni nanti berangkat," bunyi pesan tersebut.
Rasul mengaku lelah yang dirasanya saat itu langsung hilang dan berganti tangan yang gemetar. Pemuda yang berkuliah di Universitas Muslim Indonesia, Makassar ini pun meminta masukan dari para rekannya.
"Guys, aku dapat tawaran jadi imam di Amerika.. Tapi aku nggak bisa bahasa Inggris. Menurut kalian, ambil nggak?" tanya Rasul kala itu.
Baca juga: Dikenal Ramah, Imam Masjid Asal Indonesia Disukai di Uni Emirat ArabPertanyaan Rasul langsung dijawab rekan-rekannya, "Keren banget Kak Rasul, Ambil!"
Sempat dilanda keraguan, Rasul akhirnya mantap dengan pilihannya untuk berangkat ke Amerika dan menjadi
imam masjid di sana.
Niat yang baik selalu diberi jalan kemudahan oleh Allah SWT. Begitu pun yang dialami Rasul Amin, di mana banyak kemudahan yang diberikan Allah Ta'ala untuknya.
Mengaku tak bisa berbahasa Inggris, membuat Rasul kebingungan saat pengisian formulir dan pengurusan visa. Tapi masalah tersebut terpecahkan lewat bantuan seorang temannya.
"Aku sama sekali nggak punya kemampuan
bahasa Inggris. Nggak bisa
listening, apalagi
reading. Sementara pengisian formulir dan pengurusan visa 100% pakai bahasa Inggris. Tapi Allah kirimkan teman untuk bantuin semua hal itu. Semuanya!" ungkap Rasul Amin yang juga relawan Dompet Dhuafa ini.
Baca juga: Imam Masjid di Turki Rela Masak Demi Bantu Masyarakat SekitarHingga akhirnya Rasul harus menjalani wawancara di
Kedutaan Besar AS di Surabaya, Jawa Timur. Lagi-lagi Allah SWT beri kemudahan pada qari yang pernah menjadi imam di Masjid Aisyah Ghani, Menteng, Jakarta Pusat ini.
Saat hari interview visa, Rasul yang selalu membawa
Al-Qur'an dalam tiap perjalanannya, menghabiskan waktu menunggu sambil membacanya hingga setengah juz.
Di pertanyaan pamungkas, penentu visanya diterima atau tidak, Rasul Amin diberi pertanyaan, "kenapa kamu yang dikirim?"
Ia pun dengan lugas menjawab, "Aku punya komunitas bimbingan
belajar ngaji (@sempetinngaji) dan setiap harinya aku ngajarin kurang lebih ratusan ribu orang,"
Visa Rasul pun disetujui oleh pihak Kedubes AS. Rasul Amin langsung mengumumkan kabar gembira tersebut dengan menelepon sang ibu, "Mamaaa, Allahu Akbar! Anakmu jadi imam di Amerika," ucapnya.
Baca juga: Imam Masjid Diserang saat Salat Berjamaah, Begini Kata Buya YahyaDari perjalanannya ini Rasul Amin menyakini bahwa melakukan kebaikan sekecil apapun akan kembali pada kita dalam bentuk yang lain, bahkan berlipat ganda.
Bahkan, seringkali buah kebaikan itu datang di waktu dan cara yang tidak pernah kita duga.
(est)