langit7-Beirut,- - Walkie-talkie, peralatan tenaga surya, dan perangkat lainnya meledak tiba-tiba di lokasi pemakaman tiga anggota Hizbullah dan seorang anak, yang merupakan korban tewas akibat ledakan pager secara massal, sehari sebelumnya.
Hal tersebut dikatakan jurnalis
Associated Press di lokasi kejadian, melansir
apnews.com, Kamis (19/9/2024).
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, akibat ledakan walkie-talkie tersebut 14 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka. Setidaknya 26 orang termasuk dua anak-anak tewas dan ribuan lainnya terluka.
Prosesi pemakaman korban ledakan massal pager di Lebanon. Saat hal ini berlangsung, terjadi ledakan massal walkie-talkie yang menewaskan 14 orang dan 450 orang luka-luka. Foto: AP newsBanyak di antaranya dalam kondisi serius, setelah perangkat komunikasi, beberapa digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah, meledak secara dramatis di seluruh Lebanon pada hari Selasa dan Rabu.
Masyarakat di Lebanon takut terhadap perangkat komunikasi sehari-hari setelah dua hari berturut-turut terjadi ledakan pager dan walkie-talkie yang mematikan, kata Nabih Bulos, kepala biro Timur Tengah di Los Angeles Times.
“Hanya untuk memberi Anda gambaran tentang rumor yang kami dengar, ada banyak pesan yang beredar yang meminta orang-orang mematikan router wi-fi mereka atau melepas baterai dari perangkat tertentu,” kata Bulos, melansir dari cnn.com, Kamis (19/9/2024).
“Benar-benar ada ketakutan terhadap barang-barang normal yang Anda miliki di rumah.”
Baca juga:
Video Pager Meledak Massal di Lebanon Viral, Warga Tampak KetakutanBerbicara dari Beirut, Bulos mengatakan ada kekhawatiran akan terjadi serangan lagi di Lebanon pada hari berikutnya.
Hizbullah telah lama menyebut kerahasiaan sebagai landasan strategi militernya, tidak menggunakan perangkat berteknologi tinggi untuk menghindari infiltrasi spyware Israel dan AS.
Pada awal tahun ini, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah meminta para anggota dan keluarga mereka di Lebanon selatan, tempat pertempuran dengan pasukan Israel di seberang perbatasan sedang berlangsung, untuk membuang ponsel mereka, karena yakin Israel dapat melacak pergerakan jaringan teror yang didukung Iran, melalui perangkat tersebut.
(ori)